"Dealer kemarin sudah nelpon minta alamat rumahnya, tapi (motor) enggak jadi (dikirimkan) karena ada musibah seperti ini," ujar Tarmini, ibunda Aditia, di kediamannya, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2014).
Telepon dari dealer itu datang tepat pada hari anaknya ditemukan terkapar bersimbah darah karena tawuran di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Jawaban keluarga saat telepon permintaan alamat itu tiba adalah kalimat lirih, "Anak yang menginginkan sepeda motor itu sudah meninggal dunia."
Menurut Tarmini, Aditia adalah anak yang pendiam dan senang bermain dengan anak kecil di lingkungan sekitar rumahnya. Putra kedua dari tiga bersaudara anak pasangan Agus Suhendar dan Tarmini ini sehari sebelum kematiannya sempat berpamitan kepada ibunya bahwa dia akan pergi jauh.
Aditia tewas dalam tawuran di Jalan Letjen Suprapto, Bungur, Jakarta Pusat, antara SMK Budi Utomo dan SMK Taman Siswa yang bergabung dengan siswa SMK Poncol 65, Senin (19/5/2014). Dia adalah pelajar SMK Budi Utomo.
Berdasarkan keterangan sementara dari para tersangka pelaku yang sudah ditangkap, Aditia terjatuh di tengah tawuran. Tak pelak, dia menjadi sasaran serangan. Anak lelaki kelahiran 1997 ini sudah dikuburkan di TPU Kemiri, Jakarta Timur, Selasa.
Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah turut berduka atas kematian Aditia. Dia mengatakan, kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi dunia pendidikan. Saat melayat ke rumah keluarga Aditia, dia menyerahkan sejumlah santunan.
Kepada keluarga Aditia, Saefullah meminta mereka bersabar, ikhlas, dan tabah menerima musibah ini. Adapun penanganan hukum, ujar dia, biarlah menjadi urusan kepolisian. "Sabar, Bu, Pak. Tabahkan hati. Ini suatu musibah yang kita tidak duga," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.