Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Ada Sosialisasi, Warga Cililitan Protes Normalisasi Ciliwung

Kompas.com - 22/05/2014, 14:35 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Puluhan warga RT 10 RW 16 di Cililitan, Jakarta Timur memprotes pengerjaan normalisasi Sungai Ciliwung yang berdampak pada lahan milik warga, Kamis (22/5/2014).

Aksi tersebut dilakukan lantaran ahli waris lahan merasa tidak pernah mendapat sosialisasi dari pemerintah atas normalisasi tersebut. Bachtiar (62), salah seorang ahli waris mengaku, kecewa lantaran pengerjaan tanpa melalui proses pimbicaraan dengan warga.

"Kita bukannya tidak mendukung program dari pemerintah. Cuma haru ada prosedur dan aturannya juga," kata Bachtiar, kepada wartawan, di lokasi, Kamis siang.

Pihaknya kecewa lantaran pemasangan patok yang dimulai tiga bulan lalu dan terakhir pada pekan lalu, dilakukan tanpa seizin para ahli waris lahan. Patok itu diletakan di atas lahan 1 hektar yang dimiliki oleh empat orang ahli waris.

Pihak kontraktor, lanjutnya, baru meminta izin satelah patok dipasang. Pemasangan patok tersebut dilakukan 30 meter dari bibir Ciliwung.

"Hari Minggu mereka datang minta izin. Cuma saya tersinggung karena mereka datang bawa dua aparat. Memangnya ini zaman orde baru apa. Makanya tetap saya tidak izinkan," ujar Bachtiar.

Menurut Bachtiar, warga tidak dapat berbuat banyak dan memilih menghindar agar tidak terjadi perselisihan. Dia berharap pemerintah dapat memberikan kejelasan dan ganti rugi terhadap pengerjaan tersebut.

"Kita berharap pemerintah bisa kasih kejelasan. Jangan main keruk begini," ujar Bachtiar.

Warga lainnya, Marwata Hasim (42), mengatakan, pihaknya bukan tidak mendukung program pemerintah untuk menormalisasi Sungai Ciliwung. Namun, jika ada dampak terhadap lahan warga, dia berharap agar dilakukan melalui prosedur dan sosialisasi lebih dulu.

"Kita mendukung program pemerintah. Cuma kita mesti tahu berapa lama pengerjaan ini dan untuk apa," ujar Marwata.

Pelaksana pengerjaan proyek, Didik Sustiono mengaku pihaknya akan mendiskusikan kembali menggenai tuntutan warga tersebut. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) terlebih dulu pukul 15.00 nanti.

"Rencananya kita akan pertemuan dulu. Kita akan koordinasi dengan Kementerian PU," ujar Didik.

Ia menambahkan, proyek normalisasi akan dilakukan sepanjang total 60,5 kilometer Sungai Ciliwung mulai dari kawasan TB Simatupang hingga Manggarai. Pengerjaan tersebut diperkirakan akan memakan waktu 5 bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com