JAKARTA, KOMPAS.com — Sterilisasi jalur busway kini dibutuhkan tak hanya untuk memperlancar lalu lintas bus transjakarta, tetapi juga untuk meningkatkan jumlah penumpang. Gencarnya sterilisasi busway beberapa waktu lalu telah mendorong naiknya jumlah penumpang hingga 19 persen.
Namun, di lapangan, sterilisasi ini belum optimal dilaksanakan. Selama bulan puasa ini, contohnya, tak tampak sterilisasi di jalur-jalur bus transjakarta.
Kepala Unit Pelayanan Transjakarta Pargaulan Butar-Butar, Senin (14/7), mengatakan, sterilisasi busway dengan sanksi denda maksimal yang gencar dilaksanakan, beberapa waktu lalu, telah berdampak positif terhadap peningkatan jumlah penumpang bus transjakarta. Biasanya, jumlah penumpang hanya 310.000 orang per hari. Namun, selama sterilisasi busway, jumlah penumpang naik jadi 370.000 orang per hari.
”Inilah tren yang terjadi, ketika busway steril, keterangkutan penumpang menjadi naik. Pastinya, ini karena lalu lintas bus transjakarta jadi lebih lancar dan kedatangan bus di halte-halte jadi lebih cepat,” kata Pargaulan.
Sekarang, lanjut Pargaulan, jumlah keterangkutan penumpang juga sudah naik lagi menjadi 340.000 orang per hari karena adanya penambahan bus transjakarta. Jumlah itu akan meningkat lagi jika busway kembali disterilkan secara ketat.
Hanya memang, menurut Pargaulan, upaya sterilisasi busway ini belum berjalan konsisten karena dibutuhkan kerja sama dari sejumlah pihak, yakni UP Transjakarta, Dinas Perhubungan DKI, dan Polisi Lalu Lintas. Seperti sekarang ini, operasi sterilisasi jalur bus transjakarta itu mengendur.
Karena itu, lanjut Pargaulan, sterilisasi akan kembali gencar dilaksanakan pada Agustus. Dari hasil evaluasi sementara, jalur-jalur yang membutuhkan sterilisasi segera adalah Koridor IX tujuan Pinang Ranti-Pluit, terutama di sepanjang Cawang-Grogol. Kemudian yang paling rawan terkena kemacetan adalah busway di kawasan Mampang karena di sana ada banyak titik putaran kendaraan.
Penegakan hukum
Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, memang sudah ada rapat antara BLU Transjakarta, Dishub DKI Jakarta, dan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya membahas kelancaran perjalanan bus-bus transjakarta. Dalam rapat itu, antara lain diputuskan untuk meningkatkan penegakan hukum di jalur khusus bus transjakarta.
”Mereka meminta agar kami melanjutkan razia penerobos busway. Memang kami sudah melakukan itu. Sudah banyak para pengendara yang menerobos busway diberi tilang,” katanya.
Menurut Rikwanto, pemda ingin semua koridor busway steril dari kendaraan pribadi. Untuk itu, direncanakan sebuah operasi bersama untuk mewujudkannya. Namun, melihat kondisi di lapangan, banyak busway yang bertemu dengan jalur kendaraan lain (pelintasan sebidang) dan separator yang rusak atau tidak memadai sehingga sulit mewujudkan seluruh busway steril.
Karena itu, lanjutnya, disepakati untuk membuat satu koridor busway sebagai proyek percontohan. (RTS/MDN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.