Sampah yang menggunung di Srengseng itu menambah panjang daftar masalah klasik persampahan di Jakarta dan sekitarnya. Di sepanjang Jalan Ciledug Raya, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, juga saban hari masih dijumpai gundukan sampah di beberapa tempat.
Hingga Rabu (13/8), tumpukan sampah di dalam beberapa kantong plastik besar diselipkan di antara tiang lampu dan dinding pembatas jembatan layang Kebayoran Lama. Di sisi jalan arah Cipulir, pada malam hari, selalu didapati sampah berserak hingga menutupi trotoar dan sebagian badan jalan.
Aparat tak berdaya
Wakil Kepala Dinas Kebersihan Isnawa Aji, Selasa lalu, mengatakan tidak mendapat akses masuk ke lokasi gunungan sampah di RT 002 RW 003, Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.
”Sudah ada yang mengelola. Pengelola menolak kedatangan kami,” tutur Isnawa.
Muhayar, Ketua RT 002 RW 003, pengelola tempat pembuangan sampah (TPS), menyatakan gunungan sampah itu sudah ada sejak 2010. ”Orang dinas kebersihan enggak pernah angkut sampah di sini. Saya yang kelola,” ujarnya di lokasi pembuangan sampah, Rabu.
Rumah Muhayar yang berlantai dua berdiri megah di areal pembuangan sampah itu. Ketika sejumlah wartawan datang menanyakan tentang keuntungan yang ia peroleh dari mengelola sampah, Muhayar menunjukkan sikap tidak respek. Ia marah-marah ketika ditanyakan tentang luas dan status tanah yang dikelolanya sebagai tempat penimbunan sampah itu.
Menurut pantauan, luas TPS yang dikelola Muhayar ini setara lapangan sepak bola resmi.
”Ada puluhan pemulung bekerja di sini. Berapa jumlah mereka yang bekerja di sini, Pak? Mereka bayar berapa kepada Pak Muhayar? Apakah warga yang membuang sampah di sini Bapak tarik bayaran?” tanya wartawan lagi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan