Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narkoba di Kampus Unas, Mahasiswa Nilai Rektorat Lalai

Kompas.com - 18/08/2014, 16:58 WIB
Laila Rahmawati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Nasional (Unas) yang tergabung dalam Keluarga Besar (KB) Unas menilai, kasus narkotika di kampusnya karena kelalaian pihak rektorat dan yayasan, bukan semata-mata karena adanya oknum mahasiswa. Rektorat dan yayasan dinilai melakukan pembiaran.

"Pihak rektorat dan yayasan harus tanggung jawab karena lalai mengelola kampus Unas. Ada kesalahan regulator dalam birokrasi. Dalam jangka waktu lima tahun (sejak kasus ditemukannya 2 kilogram ganja di kampus Unas pada 2008), rektorat gagal dalam menangani masalah narkotika," kata Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Hukum Unas Afif Rahadian.

Hal itu dikatakannya mewakili KB Unas, di pelataran depan Taman Makam Pahlawan Kalibata, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (18/8/2014).

Ia dan semua mahasiswa Unas pun sebenarnya mendukung pemberantasan narkoba di lingkungan kampusnya. Ketika berdemo dan melakukan pembakaran spanduk pada 26 Juni, itu juga bukan karena narkoba, melainkan karena ada empat mahasiswanya dikeluarkan.

Pemberitahuan drop out keempat temannya tersebut tidak melalui surat resmi yang ditujukan pada orangtua masing-masing, melainkan hanya tercantum di halaman situs sistem akademik online Unas.

"Mereka tahunya di-DO dari sistem akademik online kami. Harusnya kan ada surat resmi ke orangtua," katanya.

Pada jumpa pers, Kamis lalu, pihak rektorat mengungkapkan alasan mengapa baru saat ini Unas meminta polisi melakukan razia. Mereka beralasan ingin memberikan waktu pada mahasiswa untuk menyadarinya sendiri. Akan tetapi, menurut rektorat, ternyata para mahasiswa tidak menyadari niat baik rektorat tersebut. Atas dasar itulah, pihak Unas melakukan razia pada Rabu malam lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com