Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Transjakarta Buruk, Hak Warga Terabaikan

Kompas.com - 03/09/2014, 21:03 WIB
KOMPAS.com - Bagi warga Jakarta dan mereka yang rutin beraktivitas di Ibu Kota, jaringan bus transjakarta adalah satu dari sedikit angkutan umum yang menjadi andalan. Namun, bus selalu terbelit masalah. Hak masyarakat sebagai pembayar pajak sekaligus pengguna dibungkam karena ketidakbecusan pemerintah mengelola transportasi publik.

Hemy, warga Cempaka Putih, saban hari menggunakan transjakarta untuk berangkat kerja. Dia berangkat dari Halte Cempaka Tengah menuju Halte Gelora Bung Karno. Jika beruntung, dia bisa menumpang bus ekspres Pulogadung-Bundaran Senayan. Namun, lebih sering dia harus transit berganti bus di Halte Harmoni.

Sebagai penumpang yang sudah dua tahun menggunakan jasa bus berjalur khusus ini, Hemy pernah sangat ketakutan manakala bus yang ditumpanginya berasap dari bagian belakang.

Sampai sekarang, Hemy cemas saat berada di bus transjakarta. Dia berharap ada jaminan kondisi bus prima sehingga keselamatan penumpang juga terjamin. Sejauh ini, transjakarta menjadi moda angkutan kota yang paling baik. ”Tidak ada pengamen atau orang yang minta-minta duit,” katanya.

Selain persoalan keandalan bus, Hemy juga berharap ada pengaturan jarak bus sehingga penumpang tidak menunggu terlalu lama. Untuk bisa naik bus Koridor II, Hemy beberapa kali menunggu hingga 1 jam. Bus yang datang kerap sangat padat. Padatnya penumpang di bus ini membuat sejumlah kejahatan seksual masih terjadi.

Dia juga mengaku belum berani menggunakan transjakarta pada malam hari. Selain didominasi penumpang pria, angkutan penyambung setelah dari transjakarta juga masih terbatas.

Hemy adalah bagian dari sekitar 350.000 penumpang transjakarta setiap harinya. Perbaikan pelayanan bus merupakan harapan ribuan penumpang bus.

David Tjahjana dari Komunitas Suara Transjakarta pun tak putus harapan. Ia dan komunitasnya tak pernah lelah meneriakkan berbagai kekurangan layanan transjakarta langsung ke Dinas Perhubungan, Unit Pelaksana Transjakarta, ataupun pada masyarakat luas.

”Butuh perbaikan dari sisi kualitas armada dan sarana prasarana lain juga dari jasa layanan. Untuk itu, kami juga meminta pihak yang berwenang mengusut tuntas penyebab kecelakaan yang melibatkan transjakarta. Jangan sekadar mencari yang kesalahan, tetapi langkah perbaikan ke depan pun perlu dibeberkan dan bebas dikritisi masyarakat,” kata David.

Keselamatan penumpang

Selain kenyamanan yang masih kurang, keselamatan penumpang sering terancam karena telah berkali-kali bus transjakarta mengalami masalah seperti kebakaran. Terakhir, satu bus transjakarta terbakar habis di depan Halte Kampus Al-Azhar, Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (28/8) lalu.

Untuk mencegah agar peristiwa tersebut tidak lagi berulang, Polda Metro Jaya mengusut tuntas untuk mengetahui penyebab kebakaran itu. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, pada peristiwa-peristiwa kebakaran bus transjakarta sebelumnya, pihaknya menyerahkan pemeriksaan penyebab kebakaran itu kepada pengelola transjakarta.

”Kebakaran terus berulang. Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan serius. Perlu ditemukan penyebab kebakaran apa, supaya tidak terjadi lagi. Secara umum, kalau ada produk yang kurang bagus di lapangan, sampai ditemukan penyebabnya baru boleh operasional kembali,” ujarnya.

Menurut Rikwanto, terkait pengusutan kebakaran terakhir, Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri tengah melakukan memeriksa sisa badan bus Transjakarta Express B 7370 IV yang terbakar itu.

Batal dioperasikan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Ahok Ingin Reklamasi 17 Pulau di Utara Jakarta Agar Pemprov DKI Bisa Raup Pendapatan Rp 127,5 Triliun

Cerita Ahok Ingin Reklamasi 17 Pulau di Utara Jakarta Agar Pemprov DKI Bisa Raup Pendapatan Rp 127,5 Triliun

Megapolitan
Rayakan HUT Jakarta ke-497, TMII Bagi-bagi Roti Buaya ke Pengunjung

Rayakan HUT Jakarta ke-497, TMII Bagi-bagi Roti Buaya ke Pengunjung

Megapolitan
DPRD DKI Soroti Kemacetan dan Banjir di Jakarta Saat Rapat Paripurna

DPRD DKI Soroti Kemacetan dan Banjir di Jakarta Saat Rapat Paripurna

Megapolitan
Anies dan Ahok Tak Hadiri Rapat Paripurna HUT ke-497 Jakarta

Anies dan Ahok Tak Hadiri Rapat Paripurna HUT ke-497 Jakarta

Megapolitan
Sejarah Pulau Bidadari, Dahulu Tempat Menampung Orang Sakit yang Kini Jadi Destinasi Memesona

Sejarah Pulau Bidadari, Dahulu Tempat Menampung Orang Sakit yang Kini Jadi Destinasi Memesona

Megapolitan
Heru Budi Minta Warga Gunakan Hak Pilihnya pada Pilkada Jakarta 2024

Heru Budi Minta Warga Gunakan Hak Pilihnya pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Daftar 34 Ruas Jalan yang Ditutup Saat Jakarta International Marathon

Daftar 34 Ruas Jalan yang Ditutup Saat Jakarta International Marathon

Megapolitan
Ahok Ucapkan Selamat Ultah untuk Jakarta, Ungkit Sosok untuk Mengurus Warga

Ahok Ucapkan Selamat Ultah untuk Jakarta, Ungkit Sosok untuk Mengurus Warga

Megapolitan
Tawuran Pecah di Jatinegara Saat Momen HUT Ke-497 Jakarta

Tawuran Pecah di Jatinegara Saat Momen HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Transportasi Massal Lawas di Jakarta yang Kini Telah Punah...

Transportasi Massal Lawas di Jakarta yang Kini Telah Punah...

Megapolitan
Ditanya Soal Kandidat Cagub DKI, Heru Budi: Kandidatnya Bagus, Mudah-mudahan Pilihan Rakyat yang Terbaik

Ditanya Soal Kandidat Cagub DKI, Heru Budi: Kandidatnya Bagus, Mudah-mudahan Pilihan Rakyat yang Terbaik

Megapolitan
Absen Perayaan HUT Jakarta di PRJ Saat Ada Anies Baswedan, Heru Budi: Saya Rapat sampai Malam

Absen Perayaan HUT Jakarta di PRJ Saat Ada Anies Baswedan, Heru Budi: Saya Rapat sampai Malam

Megapolitan
Hari Ini HUT Jakarta, Masuk Monas Gratis hingga ke Museum dan Cawan

Hari Ini HUT Jakarta, Masuk Monas Gratis hingga ke Museum dan Cawan

Megapolitan
Heru Budi: Tahun Ini Ultah Terakhir Jakarta dengan Status Ibu Kota

Heru Budi: Tahun Ini Ultah Terakhir Jakarta dengan Status Ibu Kota

Megapolitan
Kaesang Sebut Dirinya dan Anies Berbeda, Anies: Saya Hormati Pandangan Beliau

Kaesang Sebut Dirinya dan Anies Berbeda, Anies: Saya Hormati Pandangan Beliau

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com