Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roy Suryo Kena Tipu ABG Saat Beli Sepeda Fixie di Situs Jual Beli "Online"

Kompas.com - 04/09/2014, 18:43 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo menjadi korban penipuan melalui situs jual beli online OLX.or.id. Hal itu terjadi ketika Roy melakukan transaksi pembelian sebuah sepeda Fixie melalui iklan yang terpasang pada situs tersebut.

Mulanya, transaksi tersebut terjadi antara Roy dan seorang pelaku berinisial G (16) pada 20 Agustus 2014. Transaksi dilakukan melalui percakapan SMS yang dilanjutkan melalui BlackBerry Messenger (BBM) antara Roy dan pelaku.

Pelaku menawari beberapa model sepeda kepada Roy. "Tersangka kemudian kirim foto-foto sepeda," kata Roy dalam percakapan via BBM kepada Kompas.com, Kamis (4/9/2014).

Setelah menerima beberapa foto, Roy berminat untuk membeli sebuah fixie berwarna pink hitam yang ditawari pelaku. Pelaku menyanggupi dan meminta Roy mengirim alamat lengkap dan nomor ponsel.

Sepeda yang dipesan Roy akan dikirim pelaku dari Subang, Jawa Barat. Harga sepeda yang dijual pelaku Rp 890.000 belum termasuk ongkos kirim. Pelaku menawari pilihan apakah pengiriman dilakukan melalui jasa kereta api atau kargo.

Roy memilih jasa kargo karena sepeda dijanjikan diantar ke alamat Roy, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Oke, jadinya saya pakai kargo saja ya, kebetulan besok agak repot kalau harus ambil di stasiun," kata Roy kepada pelaku. Lalu, disepakati harga pembelian dan ongkos kirim sebesar Rp 1.000.000.

Pelaku meminta Roy untuk mentransfer uang tersebut melalui rekening Bank BCA atas nama Muhlisin. "Saya kemudian transfer Rp 1 juta melalui M-BCA. Saya juga kirim screenshot M-BCA- nya," ujar pengamat telematika itu.

Setelah uang ditransfer, pelaku mengabari Roy bahwa sepeda yang diinginkan ternyata sudah habis. Pelaku beralasan, sepeda itu diborong pembeli dan meminta waktu dua hari untuk mendatangkan lagi.

Namun, setelah dua hari, alasan kembali diberikan pelaku. Pelaku menawari sepeda dengan warna lain. Akhirnya Roy menyetujui asalkan tidak berganti tipe.

"Makanya kemarin kalau memang stoknya tidak ada, seharusnya tidak kirim gambar dulu. Saya kan baru diberitahu sesudah transfer," kata Roy kepada pelaku.

Roy lantas meminta pelaku mentransfer balik uang yang telah dikirimkannya. Ia merasa pembelian ini sudah tidak sesuai perjanjian semula. "Dari sini tersangka semakin jelas modus penipuannya," ujar Roy.

Pelaku menolak mengembalikan uang dengan alasan bahwa jika sudah transfer, pembelian harus jadi. Apabila batal, maka uang akan hangus. Roy mengaku sudah mengingatkan pelaku untuk mengurungkan niatnya. Sebab, pelaku tak beriktikad baik dan tidak sesuai perjanjian.

Namun, pelaku tidak berhenti dan meminta uang tambahan Rp 500.000 untuk menyediakan model sepeda tersebut. Roy kemudian memberikan pilihan agar pelaku mengirim sepeda seperti yang diorder atau mentransfer balik uang.

Karena tak dikirimkan, akhirnya Roy melaporkan pelaku ke kepolisian. Roy mengklaim, pelaku tertangkap berkat metode CDRI yang ia terapkan dan informasikan ke polisi.

"Akhirnya bisa terlacak, juga rekening banknya sudah diblokir sebelumnya. Jadi seandainya dia tidak 'ketemu saya', mungkin masih beraksi hingga hari ini dan korbannya tambah," ujar Roy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com