Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Jokowi yang Minta Saya Mundur, Itu Baru "Make Sense"

Kompas.com - 15/09/2014, 18:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Diminta Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama punya jawaban.

"Kalau Jokowi (Gubernur DKI sekaligus presiden terpilih Joko Widodo) suruh saya mundur dari DKI, misalnya bilang 'Lu enggak akan jadi gubernur atau wagub kalau enggak ikut gue, makanya gue suruh mundur, lu harus mundur'. Nah itu lebih make sense (masuk akal). Kalau Gerindra (yang minta) mah jauh banget," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (15/9/2014).

Basuki tak menyangkal, Gerindra memiliki peran menjadikan Basuki menjadi Wagub DKI pada Pemilu Gubernur DKI 2012. Hanya, menurut Basuki, dia ketularan untung karena dipasangkan dengan Jokowi, yang saat itu sedang populer-populernya di mata warga Jakarta.

Menurut Basuki, yang mencalonkannya menjadi Wakil Gubernur DKI tak hanya Partai Gerindra, tetapi juga ada peran dari PDI-P. "Yang bisa jadikan saya wagub siapa? Jokowi dong. Saya ini cuma numpang. Kalau saya maju dalam pilkada sendirian, enggak akan laku. Sekarang pertanyaannya, Jokowi menyuruh saya mundur enggak?" kata Basuki.

Justru, kata Basuki, Jokowi memintanya menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah yang akan ditinggalkan oleh presiden terpilih tersebut. Pada sisa tiga tahun pemerintahannya ini, Basuki berjanji merealisasikan program unggulan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Pak Jokowi berjanji membangun Jakarta, sekarang dia ke seberang (Istana Negara-Medan Merdeka Utara) supaya urusan Jakarta dengan pemerintah pusat lebih cepat diselesaikan," ujar Basuki. Dengan terpilihnya Jokowi menjadi presiden, Basuki akan menjadi gubernur DKI sebagaimana amanat UU Pemerintahan Daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com