Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Rumah Cemara, Keriuhan "Syukuran Rakyat" Jokowi-JK Dirancang

Kompas.com - 16/10/2014, 06:33 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Bagaimana persiapan lampion? Dari mana saja nanti?" tanya seorang relawan. "Paling banyak dapat suplai dari Bandung, ini lagi dikonfirmasi," jawab relawan lainnya. "Kulinernya sudah dikonfirmasi juga?" "Sudah, sudah, ini baru ditanyakan lagi kalau ada perubahan."

Selain percakapan soal persiapan acara, ada juga beberapa orang relawan yang membahas teknis di lapangan di ruangan terpisah. Mereka tampak serius, namun seringkali diskusi tersebut diselingi canda tawa.

Itulah sekilas suasana di Markas Relawan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Jalan Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2014) sore.

Di rumah bercat putih itu, relawan Jokowi-JK mempersiapkan acara "Syukuran Rakyat" yang akan digelar seusai pelantikan Presiden RI, 20 Oktober 2014 mendatang.

"Persiapannya memang singkat sekali, Mbak. Hanya satu-dua minggu saja, tetapi kami prediksi akan melibatkan lebih dari 500.000 rakyat Indonesia," ucap Chrisna Murti, koordinator lapangan kuliner "Syukuran Rakyat".

Persiapan acara "Syukuran Rakyat" bertambah rumit sebab acara ini tak hanya dilaksanakan dalam satu hari, tetapi merupakan rangkaian acara yang dimulai sejak 17 Oktober 2014. Sehingga total acara tersebut memakan waktu empat hari.

Salah satu relawan Jokowi-JK yang juga politikus dari PDI Perjuangan Eva Sundari mengatakan, acara syukuran yang digelar pada 17-18 Oktober adalah diskusi publik, 19 Oktober adalah doa dan zikir bersama.

Sedangkan pada 20 Oktober merupakan acara puncak yang terdiri dari kirab dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Monumen Nasional, kuliner rakyat, teleconference Jokowi-JK dengan para relawan di daerah, konser rakyat, dan pelepasan lampion.

"Beberapa di antara acara itu akan memecahkan rekor MURI," kata Eva. Saat ditanya soal perizinan, Eva mengklaim sudah berhasil. "Sudah selesai kok izinnya," katanya singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Kebakaran di Gedung Graha CIMB Niaga, Api Berasal dari Poliklinik di Lantai Basement

Megapolitan
Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Melihat Kondisi Hunian Sementara Warga Eks Kampung Bayam yang Disoroti Anies

Megapolitan
Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Besok

Megapolitan
Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Basement Gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman Kebakaran

Megapolitan
Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Akhir Hayat Lansia Sebatang Kara di Pejaten, Tewas Terbakar di Dalam Gubuk Reyot Tanpa Listrik dan Air...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com