Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/11/2014, 14:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Akhir tahun ini, kurir dan pebisnis jasa pengiriman di Jakarta mesti putar otak. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menguji coba pelarangan sepeda motor melintas di Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat. Padahal, sepeda motor adalah moda angkutan andalan bisnis ini. Sejumlah paket kerap dialamatkan di ruas jalan protokol itu. Kebijakan pemerintah ini dinilai tak masuk akal.

Bagi Eko Nugroho, kawasan Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan MH Thamrin, dan Jalan Sudirman ibaratnya sudah menjadi ”makanan sehari-hari”. Dari sekitar 20 paket yang harus diantarkan setiap hari, selalu saja ada yang ditujukan kepada orang-orang yang berkantor di gedung-gedung jangkung kawasan itu.

Rencana pembatasan sepeda motor melintas di kawasan premium itu jelas membuatnya pusing. Terbayang rute yang lebih jauh dan kemacetan yang mesti dihadapi. Bahkan, dia mungkin harus menaruh sepeda motornya di sebuah tempat parkir, lalu berjalan ke gedung-gedung untuk mengantarkan paket.

”Masalahnya, lahan parkir di situ tersedia atau tidak? Kalau ada, apakah tarifnya terjangkau? Bagaimana dengan keamanan barang kalau ditinggalkan di sepeda motor? Sebab, tak mungkin kami membawa semua barang ke sana-sini,” kata Eko, kurir perusahaan swasta, Minggu (16/11).

Eko sebenarnya bersedia naik angkutan umum untuk mengakomodasi perjalanannya. Namun, kualitas angkutan umum di kawasan itu masih jauh dari memuaskan. ”Saya pernah coba sehari pakai angkutan umum. Hasilnya, semua pengiriman terlambat,” katanya.

Direktur Eksekutif JNE Johari Zein mengatakan, pelarangan sepeda motor melintas di Jalan Medan Merdeka Barat dan Jalan MH Thamrin tentu berpengaruh terhadap usaha jasa pengiriman. ”Kalau pelarangan sepeda motor ini dilakukan di sepenggal jalan saja, tidak akan terlalu berpengaruh. Tetapi, indikasinya, kan, pelarangan akan dilakukan di banyak tempat,” ujarnya.

Siapkan sepeda listrik

Untuk mengantipasi perluasan area pelarangan sepeda motor, Johari mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan 100 sepeda listrik. Sepeda ini akan digunakan untuk mengantarkan paket di daerah segitiga emas, yakni Jalan Jenderal Sudirman-Jalan MH Thamrin-Jalan Gatot Subroto. Sayangnya, penggunaan sepeda ini membuat daya angkut paket berkurang dan berimbas ke waktu pengiriman.

”Kalau pakai sepeda motor, satu kurir bisa membawa 40-50 kilogram barang. Tetapi, dengan sepeda, daya angkut berkurang 50 persen. Karena itu, kami mesti menyiapkan kantor penghubung sehingga kurir tidak kejauhan untuk mengambil barang lagi,” paparnya.

Selain itu, JNE juga menambah 50 kurir untuk wilayah Jakarta. Saat ini ada sekitar 1.500 kurir yang menggunakan sepeda motor.

Pemilik bisnis jasa antar jemput air susu ibu (ASI) Pong Asi Delivery, Andrew Sianipar, masih menghitung apakah tetap melayani antar jemput ASI untuk ibu-ibu yang berkantor di seputar Jalan MH Thamrin-Jalan Medan Merdeka Barat atau tidak. ”Padahal, di kawasan ini ada pelanggan kami,” katanya.

Andrew memperkirakan, kurir harus lebih awal tiba di lokasi sehingga mereka punya waktu berjalan kaki ke gedung tujuan. ”Imbasnya, waktu antar akan lebih lama,” ucapnya.

Opsi lain adalah membuat titik pertemuan di belakang jalan-jalan itu. Pilihan ini hanya bisa dilakukan jika pelanggan bersedia berjalan dari gedung tempat kerja ke titik temu itu. Di banyak lokasi, kondisi trotoar masih buruk sehingga menyulitkan pejalan kaki.

Uchi dari Komunitas Kendaraan Bermotor Red Yellow Community (RYC) mengatakan, kondisi lahan parkir di kedua area jalan tersebut masih jauh dari memadai. Pada pagi hari, area parkir yang tersedia sudah penuh untuk menampung para pekerja di gedung-gedung perkantoran. Akibatnya, tamu yang hendak ke lokasi tersebut sulit mendapatkan tempat parkir.

Waktu tempuh setara

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com