Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadis Pertamanan Bantah Pengerjaan Trotoar Penyebab Genangan Air

Kompas.com - 26/11/2014, 08:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Nandar Sunandar membantah pernyataan Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Pusat Herning Wayuningsih yang menyebutkan kalau pekerjaan trotoar oleh Dinas Pertamanan kerap menutup saluran air. Akibatnya, genangan kerap muncul jika turun hujan.

"Bu Herning salah itu, pengerjaan perbaikan pedestrian oleh Dinas Pertamanan sudah sesuai aturan, kami selalu melihat tali air yang ada di sana. Nanti supaya tidak ada tumpang tindih lagi seperti yang Herning bilang, ya sudah didorong saja ke Dinas PU untuk kewenangan trotoar sama pedestriannya," kata Nandar kepada Kompas.com, Rabu (26/11/2014).

Oleh karena itu, pada tahun 2015 mendatang, pengelolaan serta perawatan pedestrian dan trotoar sepenuhnya kewenangan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta. Sebelumnya, pengelolaan pedestrian berada di bawah kendali Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.

"Jadi untuk tahun 2014 ini adalah yang terakhir bagi Dinas Pertamanan untuk mengelola pedestrian. Tahun 2015, trotoar dan pedestrian adalah kewenangan Dinas PU," kata Nandar.

Nandar menjelaskan, nantinya, kewenangan Dinas Pertamanan hanyalah membangun dan merawat jalan setapak yang berada di dalam taman. Selama ini, Dinas Pertamanan mengelola pedestrian (trotoar untuk pejalan kaki) dengan mengecat warna-warni dan membuat nyaman para pejalan kaki. Seperti yang terlihat di Jalan Sabang, depan RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo), Cikini, dan Casablanca Kuningan. Sementara trotoar yang terbuat dari konblok merupakan kewenangan penuh Dinas PU DKI.

Untuk peralihan kewenangan ini, lanjut dia, tidak memerlukan dasar hukum seperti SK Gubernur, Pergub, maupun Perda.

Sebelumnya, Herning berpendapat agar penggarapan proyek trotoar seharusnya dilakukan Dinas Pekerjaan Umum, bukan Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Menurut dia, banyak mulut air di trotoar yang sekarang tak sesuai saluran air garapan Dinas Pekerjaan Umum maupun Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air. Trotoar yang malah menutup saluran air, kata Herning, merupakan penyebab munculnya genangan di jalan.

Oleh karena itu, ujar dia, instansinya pun telah membongkar beberapa trotoar yang penggarapannya malah menutupi saluran air. Seperti yang terlihat di Cikini dan Kebon Sirih Jakarta Pusat.

"Bila ada genangan air di sana, kami akan langsung bongkar sesuai instruksi Pak Gubernur (bahwa) tidak boleh ada genangan air (di DKI)," tegas dia.

Herning mengaku juga sudah mengirimkan surat ke Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Pusat. Surat itu meminta koleganya untuk lebih berkoordinasi dengan Suku Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Air soal penggarapan trotoar.

Surat tersebut, lanjut Herning, juga berisi permintaan maaf bila ada trotoar garapan Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman Jakarta Pusat yang dibongkar karena tak pas dengan saluran air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com