Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Ricuh, Sidang Tawuran Dijaga Puluhan Polisi

Kompas.com - 08/12/2014, 11:42 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ada yang berbeda pada suasana sepanjang jalur menuju ruang Sidang Anak, Sarwata SH (7), di Pengadilan Negeri, Jakarta Selatan, Senin (8/11/2014) pagi. Menjelang sidang kasus tawuran yang menewaskan Andi Audi Pratama pelajar SMA 109 Jakarta, puluhan polisi berjaga-jaga. Rupanya, para petugas gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Selatan, dan Polsek Pasar Minggu itu melakukan kegiatan pengamanan terhadap suasana sidang, khususnya bagi para terdakwa.

Pada sidang perdana Kamis 7 Desember 2014 kemarin, insiden kericuhan terjadi. Keluarga Andi yang marah, memukuli para terdakwa yang hendak mengikuti persidangan. Ketika itu, menurut informasi yang dihimpun Kompas.com, persidangan dijaga 12 orang polisi. Anggota keluarga Andi memukul terdakwa F dan R.

Pengamanan pada sidang lanjutan kali ini pun ditingkatkan. Petugas polisi berjaga dari mulai Ruang Tunggu Tahanan Anak sampai Ruang Sidang Anak Sarwata. Sepanjang lorong menuju ruang sidang dari ruang tunggu, berjejer polisi. Pelajar yang menjadi terdakwa pada kasus ini terlihat sudah memasuki ruang tunggu anak dikawal polisi.

Kepala Unit Sabhara Polsek Pasar Minggu Inspektur Satu (Iptu) Karsono mengatakan, keseluruhan ada 58 personel gabungan untuk pengamanan sidang ini, tiga di antaranya dari satuan intel.

Karsono membenarkan pengamanan terkait adanya pemukulan dari pihak tertentu pada sidang sebelumnya terhadap para terdakwa. "Kemarin itu kejadiannya enggak disangka. Padahal kita sudah ada di sini menjaga. Pas (terdakwa) datang enggak masalah, pas mau sidangnya gitu (ada pemukulan), spontan," ujar Karsono kepada Kompas.com, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin pagi.

Karsono bahkan ikut terkena pukulan. Bagian tangannya mesti diurut akibat insiden yang terjadi di bagian belakang PN Jakarta Selatan itu. Ia terkena pukulan saat berusaha melindungi para terdakwa dari amukan. Beberapa orang setelah kejadian sempat diamankan petugas kemarin.

"Enggak ditahan, cuma masukin pagar sini aja. Kita tegur, jangan kayak gitu. Karena ada proses hukum, hargai hukum," ujar Karsono.

Sebelumnya, sebuah insiden pemukulan terjadi di belakang ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (4/12/2014), sekitar pukul 13.45 WIB. Keluarga dari Andi Audi Pratama (16), korban tewas saat tawuran dengan pelajar SMAN 60, menyerang dua tersangka, F dan R.

Menurut Lukman, staf keamanan sel tahanan PN Jaksel, paman Andi, yang diketahui bernama Anjar, memukul dan menendang F dan R yang ketika itu dibawa dari ruang tahanan anak menuju ruang sidang.

Suasana di depan ruang tahanan pun memanas ketika Anjar diamankan petugas kepolisian. Saat itu juga, sepupu Andi juga ikut menyerang kedua tersangka. Namun, keluarganya berhasil menahan dia. Tidak lama kemudian, polisi melepas Anjar dan menyerahkan dia ke keluarga. Oleh keluarganya, Anjar dibawa ke mobil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Asa Pemulung yang Tinggal di Kolong Jembatan, Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Megapolitan
Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Warga Matraman Keluhkan Air Mati Setiap Malam, Berbulan-bulan Tak Ada Perbaikan

Megapolitan
'Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini...'

"Ada Pedagang Warkop Kecil di Pinggir Jalan, Bisa Kasih Hewan Kurban ke Sini..."

Megapolitan
Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Penghuni Kolong Jembatan Keluhkan Air Sungai Ciliwung Bau Usai Pemotongan Hewan Kurban

Megapolitan
Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Waswasnya Warga yang Tinggal di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi pada Musim Hujan...

Megapolitan
Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Jumlah Kambing Kurban di Masjid Sunda Kelapa Menurun, Pengurus: Kualitas yang Utama, Bukan Kuantitas

Megapolitan
Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Lebaran yang Seperti Hari Biasanya di Kolong Jembatan Jalan Sukabumi

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Polisi Tangkap 3 Tersangka Pemalsuan Uang Rp 22 Miliar di Jakarta Barat

Megapolitan
Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Ibu Asal Bekasi yang Cabuli Anaknya Jalani Tes Kesehatan Mental

Megapolitan
OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai 'Airsoft Gun'

OTK Konvoi di Kemayoran, Tembak Warga Pakai "Airsoft Gun"

Megapolitan
Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Jumlah Kambing yang Dikurbankan di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Menurun Drastis

Megapolitan
Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Masjid Sunda Kelapa Bagikan 4.000 Kantong Daging Kurban, Ada dari Ma'ruf Amin hingga Megawati

Megapolitan
Anies Baswedan: Lebih Penting 'Ngomongin' Kampung Bayam...

Anies Baswedan: Lebih Penting "Ngomongin" Kampung Bayam...

Megapolitan
Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Anies Sembelih Sapi Kurban Sendiri: Saya Membayangkan Bagaimana Rasanya Menjadi Ibrahim

Megapolitan
Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Penjual Hewan Kurban di Bekasi Bikin Promo: Beli Sapi Gratis Domba dan Golok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com