Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Besar di Tahun Proyek

Kompas.com - 21/12/2014, 08:00 WIB

Dengan kebutuhan dana Rp 9,2 triliun, DKI yakin mampu membangunnya dengan anggaran multitahun. Basuki mengidamkan LRT terbangun dan menghubungkan pusat-pusat bisnis Ibu Kota.

Mampukah semua persoalan itu dikerjakan pada tahun yang sama? Jika ditunda, kapan lagi akan dikerjakan, sementara masyarakat sudah membutuhkannya. Adapun pelaksanaan semua program itu dalam satu tahun juga pekerjaan yang berat. Sebab, sejumlah program serupa gagal dilakukan pada 2014.

Hingga pertengahan Desember 2014, penyerapan anggaran DKI Jakarta diperkirakan baru 40 persen. Di beberapa satuan kerja perangkat daerah, seperti Dinas Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Perhubungan, Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah, Dinas Pekerjaan Umum, serta Dinas Olahraga dan Pemuda, hingga akhir November 2014 penyerapan bahkan kurang dari 20 persen.

Kegagalan lelang proyek karena kesalahan pengisian dokumen seiring perubahan mekanisme lelang dan pengadaan barang dan jasa menjadi kendala utama. Selain itu, penyerapan juga seret karena kendala pembebasan lahan, seperti dialami Dinas Pertamanan dan Pemakaman serta Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta.

Kerja sama dengan pusat

Daya saing Jakarta harus dipacu. Asisten Gubernur DKI Jakarta Bidang Perekonomian Hasan Basri menilai, layanan dasar Jakarta, seperti layanan air bersih perpipaan dan transportasi umum, masih kalah dibandingkan dengan kota-kota besar lain di Asia Tenggara.

Soal layanan air bersih, misalnya, kota Ho Chi Minh di Vietnam mampu menjangkau 60 persen warganya. Sementara Jakarta baru menjangkau 45 persen dari seluruh warga. Selain area cakupan yang kurang, kualitas penyaluran air bersih juga kurang. Pencurian air, penyedotan air tanah secara ilegal, dan gangguan distribusi air bersih kerap terjadi.

Di sektor transportasi, kota besar lain di Asia Tenggara memiliki moda transportasi massal cepat lebih baik. Hal-hal mendasar itu memengaruhi kenyamanan hidup dan kecepatan bepergian di dalam kota. ”Jika tidak mengatasi ketinggalan ini, pemilik modal menjadi tidak tertarik berinvestasi di Jakarta,” kata Hasan Basri.

Suahasil Nazara, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, berpendapat, DKI Jakarta tidak bisa bekerja sendiri. Jakarta masih menjadi ibu kota negara yang harus menjadi perhatian pemerintah pusat.

”Pemerintah DKI Jakarta harus memanfaatkan momentum kerja sama dengan pusat. Prospek hubungan dua pihak diyakini lebih baik karena antara Gubernur dan Presiden memiliki hubungan yang dekat,” ujarnya.

Seperti berulang disampaikan Basuki kepada pegawainya, Ibu Kota butuh orang dan cara yang luar biasa. Sebab, ketidaktepatan penanganan telah terakumulasi bertahun-tahun, bahkan membentuk kesalahan cara pandang yang kadang masih dianggap sebagai hal biasa. (Andy Riza Hidayat/Mukhamad Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com