Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Semalam, Tiga Orang Jadi Korban Pembacokan di Sleman

Kompas.com - 27/12/2014, 14:08 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dalam semalam di wilayah Kabupaten Sleman terjadi tiga rentetan aksi pembacokan oleh orang tak dikenal. Akibat aksi membabibuta orang tak dikenal ini, satu orang meninggal dunia dan dua lainya mengalami luka sabetan senjata tajam.

Peristiwa pembacokan oleh orang tak dikenal pertama kali terjadi pada Kamis 25 Desember 2014 pukul 23.30 WIB di pertigaan depan minimarket Alfamart Kepuhsari, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Pelaku yang berboncengan dengan mengendarai motor jenis matic tanpa sebab membacok dua mahasiswa bernama Ricardo Fernandes (18) dan Bernadino Philbert Awa (20).

Akibatnya, Ricardo mengalami luka bacok selebar 8 cm dan dalam 5 cm. Sedangkan Bernadino menderita luka pada pipi kanan sehingga menyebabkan otot robek dan pembuluh darahnya putus. Keduanya dirawat di dua rumah sakit di JIH dan RS Condongcatur Sleman.

Peristiwa kedua, terjadi di Jalan Candi Gebang Sleman pada Kamis 25 Desember 2014 pukul 23.45 WIB. Seorang mahasiswa bernama M Naulul Masda (19), warga Pandanaran, Kediri, Jawa Timur yang berboncengan dengan temanya, Wahyu Eko (18), disabet senjata tajam oleh orang tak dikenal. Korban M Naulul tewas seketika setelah mengalami luka sabetan senjata tajam di bagian leher.

Tak lama berselang, di sekitar di Dusun Krapyak, Wedomartani, Ngemplak David Eko Prasetyo (15), pelajar kelas 2 SMP yang saat itu sedang mencari warung makan bersama ayahnya, Purwanto, berpapasan dengan motor matic. Lagi-lagi tanpa alasan yang jelas, pelaku langsung memepet dan membacok lengan kanan David. David menderita luka bacokan yang cukup lebar sekitar 20 cm. Purwanto segera melarikan anaknya itu ke RS Bethesda untuk mendapat perawatan.

Kapolsek Ngemplak Sleman, Kompol Tri Adi mengaku masih menyelidiki dan mendalami peristiwa pembacokan tersebut. Namun untuk Tempat Kerjadian Perkara (TKP) lainya, ditangani oleh Polsek Depok Timur.
"Masih kita selidiki pelakunya. Apakah peristiwa tersebut pelakunya sama atau tidak masih kita dalami," Ujar Kapolsek Ngemplak Sleman, Kompol Tri Adi, Sabtu (27/12/2014).

Sampai saat ini, lanjutnya, pihaknya telah memeriksa beberapa saksi. Total ada enam saksi yang telah dimintai keterangan. "Ada enam saksi yang sudah kita mintai keterangan," ucapnya.

Tri Adi menghimbau warga masyarakat tetap tenang dan menjalankan aktifitas seperti biasa. Segala informasi sifatnya menyesatkan dan membikin resah agar tidak disebarluaskan. "Warga kami minta tetap tenang. Jangan percaya dengan informasi-informasi yang sifatnya membuat resah. Kasus ini sedang ditangani oleh petugas," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com