Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Jalan Layang Koridor Ciledug-Tendean Dimulai

Kompas.com - 06/01/2015, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pembangunan jalan layang khusus bus transjakarta Koridor 13 Kapten Tendean-Blok M-Ciledug dimulai dengan uji tanah di delapan dari total 27 lokasi pemancangan tiang. Pembangunan fisik jalan 9,4 kilometer ini diperkirakan dimulai Maret-April 2015.

Pada Senin (5/1) pagi, sejumlah petugas bekerja di Jalan Ciledug Raya, Jakarta Selatan. Mereka menguji tanah yang menjadi lokasi pemasangan tiang pancang jalan layang. Pemasangan tiang dimulai dari Kampus Budi Luhur, Jalan Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan, hingga persimpangan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Ulujami-Kembangan.

Muhamad Rizki, petugas lapangan pembangunan, mengatakan, jalan layang akan dibangun melintas di atas jalan tol. Kini, pihaknya mengetes tanah dan menguji pemasangan tiang pancang sedalam 5 meter. ”Pemasangan tiang pancang dengan alat berat mulai dilakukan bulan Februari,” katanya.

Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Sutanto Soehodho di Balai Kota Jakarta mengatakan, pembangunan jalan layang Ciledug-Kapten Tendean merupakan salah satu prioritas pembangunan infrastruktur terkait transportasi umum. Jalan layang ini direncanakan khusus untuk transjakarta dengan mempertimbangan keamanan.

”Sebab, (jika jalan) layang, harus dihindari risiko seperti kendaraan mogok atau macet sehingga mengganggu operasi transjakarta yang jadi prioritas. Namun, peluang untuk menggabungkannya dengan kendaraan lain terbuka, bergantung pada hasil evaluasi nanti,” ujarnya.

Jalan didesain dengan lebar 9 meter dan layang dengan ketinggian 12 meter. Ada 12 halte yang akan dibangun di jalur yang akan dijadikan Koridor 13 transjakarta itu. Pemerintah menganggarkan dana Rp 2,5 triliun untuk proyek itu, antara lain untuk konsultan perencanaan, desain awal, dan pembangunan fisik.

Fase awal pembangunan 8 paket jalan layang telah dimulai pada 15 Desember 2014. Namun, para pemenang lelang diminta mendesain detail teknik untuk memaksimalkan kekuatan beton setidaknya tiga bulan. Proyek ditargetkan rampung pada Desember 2016.

Selain Koridor 13, Pemprov DKI berencana membangun Koridor 14 Pondok Kelapa-Blok M dan Koridor 15 Manggarai-Universitas Indonesia. Namun, selain koridor transjakarta, proyek kereta api ringan atau LRT (light rail transit) dapat dimulai tahun ini.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit mengatakan, transjakarta menjadi prioritas pengembangan transportasi umum untuk mengurangi kendaraan pribadi di jalan raya. Pada beberapa bulan ini, Pemprov DKI bekerja sama dengan Pemerintah Australia melalui Indonesia Infrastructure Initiative (IndII) untuk mengkaji restrukturisasi angkutan umum nontransjakarta.

”Tiga bulan ini kami kaji trayek mana yang bisa diuji coba untuk integrasi pengelolaan. Kemungkinan dua trayek uji coba sebelum diperluas ke trayek lain. Tujuannya, pelayanan transportasi lebih baik,” ujarnya.

Tambah macet

Pembangunan jalan layang mengakibatkan muncul simpul-simpul kemacetan baru di Jalan Ciledug Raya. Berdasarkan data Pos Pantau Polsek Pesanggrahan, saat ini ada tiga tempat kemacetan di wilayah itu, yakni Kelurahan Petukangan Utara, Kelurahan Pesanggrahan, dan Kelurahan Bintaro. Kemacetan parah terjadi pada pukul 06.00- 08.30 dan 16.00-21.00.

”Pembangunan pasti membuat tempat kemacetan bertambah. Untuk mengatasinya, akan ada anggota polisi yang bertugas di lokasi pembangunan yang rawan kemacetan,” kata Komandan Pos Pantau Polsek Pesanggrahan Ajun Komisaris Samuel.

Kepala Polisi Sektor Pesanggrahan Komisaris Dedi Arnadi meminta warga memaklumi dampak pembangunan. ”Pembangunan akan membuat jalan lebih terhambat. Namun, setelah pembangunan selesai, warga yang akan menerima manfaatnya,” ujarnya.

Mita (35), pegawai apotek yang tinggal di daerah Pesanggrahan, mengatakan, pembangunan seharusnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan arus lalu lintas. ”Percuma ada pembangunan jalan layang kalau kemacetannya justru bertambah parah,” kata Mita.

Namun, bagi Subarno (61), warga Kelurahan Pesanggrahan, program pembangunan jalan layang bagus. Menurut dia, jalan layang bisa mengurai kemacetan di daerah itu. (DNA/MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com