Untuk meningkatkan kesadaran warga, Komunitas Peta Hijau mengajak warga memetakan potensi dan permasalahan lingkungan mereka. Salah satu wilayah pemetaan berada di Pondok Indah, Jakarta Selatan.
”Warga Pondok Indah ternyata banyak yang tidak tahu bahwa mereka hidup di kawasan yang memiliki banyak taman yang dapat digunakan sebagai ruang interaksi,” kata Bayu.
Menurut Bayu, dengan metode pembuatan peta, warga akhirnya sadar ada banyak sampah yang tidak terkelola dengan baik. Tiap hari ada sampah menumpuk di tepi jalan. Setelah membuat pemetaan, warga sepakat untuk mengunjungi taman setidaknya dua kali sebulan. Warga juga sepakat mengelola sampah menjadi pupuk kompos.
Menurut sosiolog sekaligus pengamat perkotaan, Yayat Supriyatna, sebuah kota akan hancur apabila pemerintah daerah dan warga gagal melakukan upaya pembangunan berkelanjutan. Menurut dia, pembangunan berkelanjutan dapat dilaksanakan dengan menjaga keseimbangan lingkungan.
Dalam diskusi ”News Lenses on Future Cities” di Jakarta, Rabu (17/12), Yayat mencontohkan, kota Atlantis awalnya kota ideal. Ketika pejabat kota itu korupsi dan gagal menjaga keseimbangan lingkungan, Atlantis hancur dan menjadi kota kenangan.
Oleh karena itu, menurut Yayat, pembangunan harus bisa memberikan kesejahteraan warga dengan memperhitungkan dampak sosial dan budaya. Manajemen perkotaan yang tepat, sangat dibutuhkan. (DNA/ILO/DEA/MDN/RTS/NEL)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.