Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organda DKI Ingin Tarif Angkutan Dievaluasi Setiap 3 Bulan

Kompas.com - 19/01/2015, 18:58 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta berencana  mengevaluasi tarif setiap tiga bulan sekali.

Hal itu menyusul keputusan pemerintah yang mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan menyerahkan penentuan harga berdasarkan harga pasaran minyak dunia.

Ketua DPD Organda DKI Shafruhan Sinungan menilai, keputusan pemerintah itu akan membuat harga jual premium menjadi fluktuatif dan akan berpengaruh terhadap tarif angkutan umum, terutama bagi kendaraan yang menggunakan BBM jenis tersebut.

"BBM kan ada kemungkinan akan berubah-ubah terus karena mengikuti harga minyak dunia. Enggak mungkin juga kita tiap dua minggu atau satu bulan ubah-ubah terus (tarif angkutan umum). Jadi, kita usulkan tarif yang ditentukan saat ini berlaku hanya selama tiga bulan ke depan. Setelah itu, ditentukan lagi apakah harganya akan dinaikkan, diturunkan, atau tetap," kata Shafruhan, saat dihubungi, Senin (19/1/2015).

Usulan dari Shafruhan berbeda dari usulan yang disampaikan Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Benjamin Bukit.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi naik turunnya harga BBM, Benjamin mengusulkan agar angkutan umum reguler menerapkan tarif batas atas dan tarif batas bawah, seperti yang diterapkan pada layanan taksi.

"Nantinya akan ada tarif batas atas dan tarif batas bawah. Jadi, kalau harga BBM fluktuatif, kita antisipasi dengan SK Gubernur dengan tarif batas atas dan bawah," kata dia, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (16/1/2015).

Seperti yang diberitakan, pemerintah telah menetapkan harga baru BBM jenis premium dan solar yang berlaku per 19 Januari 2015 mulai pukul 00.00 WIB.

Harga premium per liternya menjadi Rp 6.600 dari sebelumnya Rp 7.600, sedangkan harga solar per liternya menjadi Rp 6.400 dari sebelumnya Rp 7.240.

Penurunan kali ini merupakan yang kedua kalinya, pasca-kenaikan harga dua jenis BBM tersebut pada akhir November 2014. Penurunan yang pertama terjadi pada awal Januari yang lalu, saat harga premium turun dari Rp 7.600 dari sebelumnya Rp 8.500, sedangkan harga solar turun menjadi Rp 7.250 dari sebelumnya Rp 7.500.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Ahok Ingin Reklamasi 17 Pulau di Utara Jakarta Agar Pemprov DKI Bisa Raup Pendapatan Rp 127,5 Triliun

Cerita Ahok Ingin Reklamasi 17 Pulau di Utara Jakarta Agar Pemprov DKI Bisa Raup Pendapatan Rp 127,5 Triliun

Megapolitan
Rayakan HUT Jakarta ke-497, TMII Bagi-bagi Roti Buaya ke Pengunjung

Rayakan HUT Jakarta ke-497, TMII Bagi-bagi Roti Buaya ke Pengunjung

Megapolitan
DPRD DKI Soroti Kemacetan dan Banjir di Jakarta Saat Rapat Paripurna

DPRD DKI Soroti Kemacetan dan Banjir di Jakarta Saat Rapat Paripurna

Megapolitan
Anies dan Ahok Tak Hadiri Rapat Paripurna HUT ke-497 Jakarta

Anies dan Ahok Tak Hadiri Rapat Paripurna HUT ke-497 Jakarta

Megapolitan
Sejarah Pulau Bidadari, Dahulu Tempat Menampung Orang Sakit yang Kini Jadi Destinasi Memesona

Sejarah Pulau Bidadari, Dahulu Tempat Menampung Orang Sakit yang Kini Jadi Destinasi Memesona

Megapolitan
Heru Budi Minta Warga Gunakan Hak Pilihnya pada Pilkada Jakarta 2024

Heru Budi Minta Warga Gunakan Hak Pilihnya pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Daftar 34 Ruas Jalan yang Ditutup Saat Jakarta International Marathon

Daftar 34 Ruas Jalan yang Ditutup Saat Jakarta International Marathon

Megapolitan
Ahok Ucapkan Selamat Ultah untuk Jakarta, Ungkit Sosok untuk Mengurus Warga

Ahok Ucapkan Selamat Ultah untuk Jakarta, Ungkit Sosok untuk Mengurus Warga

Megapolitan
Tawuran Pecah di Jatinegara Saat Momen HUT Ke-497 Jakarta

Tawuran Pecah di Jatinegara Saat Momen HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Transportasi Massal Lawas di Jakarta yang Kini Telah Punah...

Transportasi Massal Lawas di Jakarta yang Kini Telah Punah...

Megapolitan
Ditanya Soal Kandidat Cagub DKI, Heru Budi: Kandidatnya Bagus, Mudah-mudahan Pilihan Rakyat yang Terbaik

Ditanya Soal Kandidat Cagub DKI, Heru Budi: Kandidatnya Bagus, Mudah-mudahan Pilihan Rakyat yang Terbaik

Megapolitan
Absen Perayaan HUT Jakarta di PRJ Saat Ada Anies Baswedan, Heru Budi: Saya Rapat sampai Malam

Absen Perayaan HUT Jakarta di PRJ Saat Ada Anies Baswedan, Heru Budi: Saya Rapat sampai Malam

Megapolitan
Hari Ini HUT Jakarta, Masuk Monas Gratis hingga ke Museum dan Cawan

Hari Ini HUT Jakarta, Masuk Monas Gratis hingga ke Museum dan Cawan

Megapolitan
Heru Budi: Tahun Ini Ultah Terakhir Jakarta dengan Status Ibu Kota

Heru Budi: Tahun Ini Ultah Terakhir Jakarta dengan Status Ibu Kota

Megapolitan
Kaesang Sebut Dirinya dan Anies Berbeda, Anies: Saya Hormati Pandangan Beliau

Kaesang Sebut Dirinya dan Anies Berbeda, Anies: Saya Hormati Pandangan Beliau

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com