Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Kekurangan Tenaga Medis untuk Penderita Kanker Stadium Lanjut

Kompas.com - 20/01/2015, 16:08 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan, saat ini di seluruh DKI Jakarta baru ada empat praktisi perawatan paliatif kanker. Jumlah tersebut dinilai tak sebanding dengan 7.000 pasien kanker stadium lanjut yang harus mereka tangani.

Direktur Singapore International Foundation (SIF) Jane Tan, mengutarakan masih minimnya keberadaan praktisi perawatan paliatif kanker di Jakarta itulah yang melatarbelakangi program kerja sama pelatihan perawatan paliatif kanker, antara SIF, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta, dan Rachel House Foundation.

"Saya memahami benar kondisi Jakarta yang sangat kekurangan praktisi paliatif. Dulunya Singapura juga menghadapi masalah yang sama. Jadi kami ingin membagi pengalaman ini kepada Jakarta," kata Jane dalam acara penandatanganan nota kesepakatan mengenai perawatan paliatif kanker, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (20/1/2015).

Jane menjelaskan, 50 orang tenaga medis yang akan dilatih akan mengikuti tiga kali pelatihan teori dan tiga kali pelatihan praktik selama tiga tahun. Pelatihan akan dilakukan setiap enam bulan sekali dengan durasi pelatihan selama enam hari.

Setelah ke-50 orang itu menyelesaikan pelatihan, kata Jane, mereka akan mendapat sertifikasi. Kemudian tiap-tiap orang berkewajiban melatih lagi 50 orang lainnya.

"Dimulai dari melatih 50 orang, kemudian 50 orang ini masing-masing akan melatih 50 orang lagi, begitu seterusnya. Bila ini dilakukan secara berkelanjutan, maka dengan cepat Jakarta akan memiliki praktisi paliatif tersertifikasi dalam jumlah yang banyak," ujar Jane.

Program perawatan paliatif kanker antara YKI DKI, SIF, dan Rachel House Foundation melibatkan sembilan rumah sakit umum daerah yang tersebar di enam wilayah yang ada di Jakarta.

Kesembilan rumah sakit itu yakni RSUD Tarakan, RSUD Budhi Asih, RSUD Pasar Rebo, RSUD Pasar Minggu, RSUD Cengkareng, RSUD Koja, RSUD Duren Sawit, RSUD Pulau Seribu dan RS Sulianti Suroso.

Tim sukarelawan dokter asal Singapura akan dipimpin oleh CEO dari HCA Hospice Care Singapore, Ramaswamy Akhileswaran.

Ia akan memimpin tim multidisipliner dari negaranya itu untuk melatih para praktisi di Jakarta dalam hal penilaian, pengobatan, dan terapi nyeri beserta keluhan dan gejala yang dialami para pasien kanker.

Apa itu perawatan paliatif kanker?

Perawatan paliatif kanker adalah jenis perawatan yang khusus merawat penderita kanker stadium lanjut yang sudah tidak bisa disembuhkan.

Meski perawatan ini tidak akan mampu menghindarkan pasien penderita kanker stadium lanjut terhindar dari ajalnya, perawatan ini dinilai akan mampu mengurangi penderitaan kanker stadium lanjut melalui proses penyakitnya dengan penderitaan seminimal mungkin.

"Apabila harus sampai pada kenyataan menghadapi ajalnya, maka diharapkan mereka dapat menghadapinya dalam keadaan fisik dan psikologis yang nyaman dan baik serta harkat diri yang tinggi," kata Aru Sudoyo, onkolog sekaligus panasihat Yayasan Kanker Indonesia (YKI) DKI Jakarta.

Aru menjelaskan, perawatan kanker pada dasarnya tidak hanya terkait dengan pemberian obat ataupun pembedahan dan penyinaran, tetapi juga mencakup suatu spektrum yang luas dari awal pencegahan sampai rehabilitasi.

Perawatan paliatif sendiri, kata dia, masuk dalam perawatan pasien secara umum. "Ini yang belum dipahami oleh banyak dokter, perawat, pasien, maupun keluarga. Ada salah persepsi perawatan paliatif hanya membantu pasien di saat-saat akhir.

Padahal, perawatan ini tidak hanya terkait dengan perawatan inap di rumah sakit, karena perawatan ini bisa dilakukan di mana saja," ucap Aru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com