Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Christopher Bisa Dijerat Pasal Perampasan

Kompas.com - 29/01/2015, 14:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak ada celah bagi Christopher Daniel Sjarif (22) untuk lolos dari jeratan hukum atas kelalaiannya mengendarai mobil hingga menimbulkan kecelakaan dan menewaskan empat orang.

Meski lolos dari tuduhan narkoba dalam kecelakaan 20 Januari lalu, polisi masih bisa menjerat tersangka dengan pasal-pasal dengan hukuman berat. Salah satunya adalah pasal perampasan atau perampokan.

Terkait kecelakaan maut di Arteri Pondok Indah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Martinus Sitompul membantah polisi bakal berdamai dengan Christopher. ”Ada tudingan ’86’, itu 100 persen tidak ada. Dalam pemeriksaan, kita profesional dan proporsional,” ujar Martinus.

Kecurigaan bahwa polisi ”main-main” dengan kasus itu menjadi topik hangat di media sosial. Hal ini dipicu aksi saling bantah di kalangan penyidik sendiri. Awalnya, polisi sudah menyatakan Christopher saat kejadian 20 Januari lalu di bawah pengaruh narkoba jenis LSD. Namun, belakangan penyidik sendiri membantahnya dan menyatakan negatif.

Menurut Martinus, keterangan mengenai penggunaan LSD itu didapat dari pengakuan tersangka. Namun, dari hasil tes Badan Narkotika Nasional, dinyatakan negatif.

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri mengatakan, meskipun Christopher dinyatakan negatif narkoba, polisi masih bisa menjeratnya dengan pasal-pasal dengan hukuman berat. Christopher diancam Pasal 311 dan 312 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara. Salah satunya adalah pasal perampasan atau perampokan.

Menurut polisi, Christopher mengambil alih kemudi mobil Mitsubishi Outlander dari Ahmad Sandi sebelum terjadi kecelakaan terjadi di dua tempat. ”Pada dasarnya penggunaan pasal bisa apa saja. Tinggal pembuktiannya,” kata Reza.

Razia narkoba

Maraknya kasus narkoba akhir-akhir ini kian memprihatinkan. Untuk meminimalkan penyalahgunaan obat-obatan terlarang itu, Polda Metro Jaya menggelar razia besar-besaran dengan sasaran kendaraan-kendaraan di jalan ataupun tempat-tempat rawan peredaran narkoba.

Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Eko Daniyanto mengatakan, razia itu telah dilakukan selama seminggu terakhir. ”Sasarannya narkoba, akan digelar hingga sekitar sebulan. Ini menjadi program andalan kami untuk menekan penyalahgunaan narkoba,” kata Eko, Rabu (28/1).

Mengenai kekhawatiran warga yang takut dikriminalisasi atau diperas petugas, misalnya sengaja menaruh narkoba di kendaraan warga, Eko mengatakan, warga tak perlu takut. ”Tak perlu
takut kalau memang tidak membawa narkoba. Kalau ada petugas yang macam-macam, laporkan. Kami akan tindak tegas,” katanya.

Menurut Eko, dalam setiap razia, anggota polisi akan diawasi anggota Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri sehingga petugas tak bisa melakukan tindakan yang melanggar hukum. ”Tidak ada lagi seperti itu (menaruh narkoba). Setiap razia ada Propam yang mengawasi,” ujarnya.

Eko menegaskan, mereka akan bertindak tegas terhadap anggota polisi yang melakukan pelanggaran, termasuk penyalahgunaan narkoba. ”Kemarin ada lima anggota polisi yang kita tangkap. Semua tetap kita proses secara hukum,” kata Eko.

Di Jakarta Utara, empat orang diamankan Polres Metro Jakarta Utara saat petugas melakukan razia jalanan dalam rangka Operasi Cipta Kondisi di tujuh lokasi di wilayah hukum Polres Jakarta Utara, Rabu (28/1/2015) dini hari.

Operasi yang melibatkan Brimob Polda Metro Jaya itu menemukan barang bukti narkoba berupa sabu. Sementara lima orang lainnya ditangkap karena kedapatan membawa senjata tajam, busur, dan anak panah.

”Total ada sembilan orang yang kami amankan. Empat di antaranya kedapatan membawa sabu,” ujar Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Mohamad Iqbal.

Operasi Cipta Kondisi Polres Jakarta Utara dimulai pukul 21.30 hingga 01.00 di beberapa ruas jalan, antara lain Jalan Danau Sunter Selatan dan Jalan RE Martadinata, Tanjung Priok. (JAl/RAY/DEA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com