"Akibat berikutnya yang dirasakan langsung adalah intrusi air laut yang semakin jauh masuk ke daratan," ujar Meyritha Maryanie, Corporate Communications & Social Responsibility/CCSR Division Head Palyja, Jumat (29/1/2015).
Meyritha mengatakan, salah satu cara mencegah penurunan muka tanah dan intrusi air laut adalah dengan menggunakan air perpipaan. Hal tersebut turut diatur oleh Surat Edaran Gubernur DKI no. 37/SE/2011 tentang penggunaan air tanah sebagai cadangan.
Dia menambahkan, dengan standar kualitas air hasil olahan dan bulk water yang telah sesuai Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 492 tahun 2010 dan kualitas air bersih di jaringan telah sesuai standar Permenkes no. 416 tahun 1990, ia mengajak pelanggan Palyja untuk menggunakan air perpipaan sebagai sumber air utama dan air tanah sebagai cadangan.
"Ajakan ini terutama untuk mengutamakan air perpipaan itu ditujukan khususnya kepada warga yang tinggal di wilayah dengan alternatif air lain air tanah, seperti di Jakarta Selatan," ujarnya.
Namun demikian, lanjut dia, bagi para pelanggan, pihaknya juga mengajak untuk menggunakan air dengan hemat dan bijak. Hal itu mengingat air bersih semakin terbatas jumlahnya.
Meyritha menambahkan, khusus bagi warga Jakarta yang belum tersambung dengan jaringan air bersih Palyja dapat langsung menghubungi call center Palyja di 24 jam 2997 9999 atau mengakses www.palyja.co.id untuk informasi lengkap sambungan baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.