Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/02/2015, 16:40 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta bantuan Presiden Joko Widodo untuk meminimalisasi terjadinya genangan serta banjir yang selalu merendam Jalan S Parman, Jakarta Barat, atau tepatnya di depan Mal Citraland serta di depan Universitas Tarumanegara dan Trisakti.

Sebab, jalan tersebut bukan merupakan kewenangan Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI, melainkan di bawah tanggung jawab Kementerian PU-Perumahan Rakyat.

"Makanya, saya katakan (banjir) yang di depan Untar dekat tol itu kan jalan (milik pemerintah) pusat, saya sudah bilang Pak Presiden kalau (jalan) ditinggikan 1 meter juga masalah karena airnya juga akan masuk ke sisi kiri. Kami akan membuat tempat untuk memasang pompa agar banjir di sana bisa dibuang ke Kali Grogol," ujar Basuki, di Balai Kota, Selasa (10/2/2015). 

Kendati demikian, rencana Pemprov DKI ini harus disepakati sebelumnya dengan Kementerian PU-Perumahan Rakyat sebagai penanggung jawab wilayah tersebut.

Saat pertemuan dengan Jokowi di Istana Kepresidenan, Selasa pagi, Basuki juga menyampaikan kepada Presiden agar seluruh jalan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat diizinkan untuk dirawat Pemprov DKI.

Sebab, setelah banjir, biasanya jalan akan langsung berlubang dan birokrasi pengurusan perbaikan jalan wewenang pemerintah pusat juga berbelit. Sementara itu, seluruh warga Jakarta hanya mengetahui jika jalan-jalan di Ibu Kota seluruhnya merupakan wewenang DKI.

"Karena habis banjir ini kan jalan langsung berlubang, kalau menunggu Kementerian PU (perbaiki), mereka enggak turun-turun nih. Tetapi, orang-orang memakinya ke Gubernur. Saya minta Presiden kasih ke kami untuk menambal (jalan berlubang) itu," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Polisi Imbau Perusak Lapak Dagangan di Pasar Kutabumi Serahkan Diri

Polisi Imbau Perusak Lapak Dagangan di Pasar Kutabumi Serahkan Diri

Megapolitan
Lahan Kosong di Belakang Universitas Bhayangkara Bekasi Terbakar

Lahan Kosong di Belakang Universitas Bhayangkara Bekasi Terbakar

Megapolitan
Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Pinggir Trotoar Gunung Sahari

Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Pinggir Trotoar Gunung Sahari

Megapolitan
Ancaman 'Debt Collector' Bikin Nasabah Bunuh Diri, Sahroni Minta Polri dan OJK Awasi Aplikasi Pinjol

Ancaman "Debt Collector" Bikin Nasabah Bunuh Diri, Sahroni Minta Polri dan OJK Awasi Aplikasi Pinjol

Megapolitan
Bersedia Direlokasi ke Rusunawa Nagrak, Warga Kampung Bayam: Asal Bukan Selamanya

Bersedia Direlokasi ke Rusunawa Nagrak, Warga Kampung Bayam: Asal Bukan Selamanya

Megapolitan
Alat Ukur Kualitas Udara Bermasalah karena Dekat Pabrik, DLH DKI: Pemindahan Butuh Kajian

Alat Ukur Kualitas Udara Bermasalah karena Dekat Pabrik, DLH DKI: Pemindahan Butuh Kajian

Megapolitan
Heru Budi Segera Ajukan Tarif Transjakarta Bandara Rp 5.000 ke DPRD DKI

Heru Budi Segera Ajukan Tarif Transjakarta Bandara Rp 5.000 ke DPRD DKI

Megapolitan
Thamrin City Kini, Keramaian yang Tak Merata di antara Warna-warni Pakaian

Thamrin City Kini, Keramaian yang Tak Merata di antara Warna-warni Pakaian

Megapolitan
Polisi Telah Indetifikasi Anggota Ormas yang Serang Lapak Pedagang Pasar Kutabumi

Polisi Telah Indetifikasi Anggota Ormas yang Serang Lapak Pedagang Pasar Kutabumi

Megapolitan
KLHK Diminta Tindak Pabrik di Bekasi yang Dianggap Bikin Alat Ukur Kualitas Udara Bermasalah

KLHK Diminta Tindak Pabrik di Bekasi yang Dianggap Bikin Alat Ukur Kualitas Udara Bermasalah

Megapolitan
Dishub DKI Tunggu LRT Jabodebek Beroperasi Komersil untuk Kaji Usul Ganjil Genap Diperluas

Dishub DKI Tunggu LRT Jabodebek Beroperasi Komersil untuk Kaji Usul Ganjil Genap Diperluas

Megapolitan
Tak Ada Tanda Penganiayaan pada Lansia yang Tewas Diduga Gantung Diri di Cengkareng

Tak Ada Tanda Penganiayaan pada Lansia yang Tewas Diduga Gantung Diri di Cengkareng

Megapolitan
Pekan Ini, Polda Metro Minta Keterangan Ahli Terkait Kasus Rumah Produksi Film Dewasa

Pekan Ini, Polda Metro Minta Keterangan Ahli Terkait Kasus Rumah Produksi Film Dewasa

Megapolitan
Tertangkapnya 13 Pelaku Pungli Sopir Truk di Babelan, Kerap Minta Uang hingga Rp 10.000 untuk Sekali Melintas

Tertangkapnya 13 Pelaku Pungli Sopir Truk di Babelan, Kerap Minta Uang hingga Rp 10.000 untuk Sekali Melintas

Megapolitan
Tembok Gedung yang Sedang Dihancurkan Timpa Permukiman Warga di Duren Sawit

Tembok Gedung yang Sedang Dihancurkan Timpa Permukiman Warga di Duren Sawit

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com