JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengungkapkan bahwa pada Senin (9/2/2015) lalu pihaknya memang mematikan aliran listrik pompa air di Waduk Pluit. Hal itu dilakukan karena jalur listrik yang dialiri ke pompa air di Waduk Pluit terendam air sehingga listrik harus dimatikan untuk menghindari setrum.
"Tapi, kan matikan listrik itu sementara, cuma 2 jam. Ada beberapa daerah jalur listrik di pompa ini yang kebanjiran. Kan masyarakat penting kan, kita matikan dulu 2 jam, kita pindahkan," ujar Sofyan seusai rapat koordinasi tentang banjir bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Rabu (11/2/2015).
Sofyan menjelaskan, satu gardu listrik induk memiliki 17 gardu distribusi, di antaranya termasuk tiga gardu untuk pompa air. Lantaran ada gardu distribusi yang terkena banjir, Sofyan mengatakan gardu induk akhirnya dimatikan terlebih dulu untuk menghindari setrum.
"Setelah ini (gardu distribusi yang terendah air) dimatikan, maka baru bisa gardu induk dihidupkan lagi ke tiga gardu (untuk pompa air) lagi baru hidup," ucap dia.
"Jangan sampai banjir baru dibetulin. Karena belum banjir, maka dimatikan," imbuh Sofyan.
Protes Ahok
Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama mengaku kesal kepada PLN yang mematikan aliran listrik di Rumah Pompa Waduk Pluit. Akibatnya, air di Kali Abdul Muis meluap hingga menggenangi kawasan Ring I atau Jalan Medan Merdeka.
Menurut Ahok, seharusnya pada saat musim hujan seperti ini, rumah pompa di sana dijadikan lokasi vital yang tidak dapat dimatikan aliran listriknya. (Baca: Ahok Minta PLN Samakan Waduk Pluit dengan Istana)
"Kamu tahu enggak kenapa (air Waduk Pluit) naik terus? PLN matikan aliran listrik di situ, makanya pompa enggak bisa jalan dan hujan turun terus, naik dong airnya. Pertanyaan saya, kenapa PLN matiin listrik di Waduk Pluit? Alasannya takut nyetrum orang, sudah banjir belum di Pluit," kata Basuki, di ruang kerjanya, di Balai Kota, Senin (9/2/2015) malam.
Menurut logika Basuki, untuk apa PLN mematikan aliran listrik di Waduk Pluit, sementara kawasan itu belum terendam banjir. Apabila di kawasan tersebut sudah banjir, PLN baru bisa menghentikan aliran listrik. Sebab, lanjut dia, genset yang tersedia hanya mampu menyalakan dua dari total 12 pompa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.