Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL: Selama Ini Kan Pemerintah Main Tertibkan Saja, Tak Pikirkan Nasib

Kompas.com - 21/02/2015, 13:16 WIB
Nur Azizah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang memadati kawasan Pasar Pagi, Tambora, Jakarta Barat membuat kawasan tersebut terlihat kumuh dan semrawut. Ditambah banyak kendaraan yang parkir sembarangan di bahu jalan.

Untuk mengatasi masalah itu, Kecamatan Tambora dan Pemkot Jakarta Barat berencana untuk menertibkan Pasar Pagi dari PKL liar. Hingga kini, mereka masih mencari cara yang tepat agar penertiban PKL tidak menimbulkan masalah sosial.

Menanggapi rencana penertiban PKL Pasar Pagi, Toriq, Salah satu PKL yang bejualan gado-gado mengaku tak masalah jika ditertibkan asalkan diberi tempat baru untuk berjualan. Menurut Toriq, prinsip para PKL sangat sederhana, yaitu mendapat keuntungan setiap hari.

"Saya dan PKL lain sebenarnya enggak masalah kalau mau ditertibkan asal ada tempat dan banyak pembelinya. Kita mah enggak paham soal jangka panjang yang dimaksud pemerintah," ujar Toriq, PKL yang sudah delapan tahun berjualan di Pasar Pagi, Sabtu (21/2/2015).

Pedagang lainnya, Juju Julaiha pun sependapat dengan Toriq. Juju mengaku jika harus angkat kaki dari Pasar Pagi baginya tak masalah asalkan diberi tempat yang layak dan ramai pembeli.

"Selama ini kan pemerintah main nertibin aja. Kami enggak dipikirkan nasibnya bagaimana," ucap Juju, salah satu pedagang makanan yang sudah 20 tahun mengais rezeki di Pasar Pagi. [Baca: "Tumpah" ke Jalan, Ratusan PKL Pasar Pagi Akan Ditertibkan]

Juju berharap Pemkot Jakarta Barat mau duduk bersama dengan PKL Pasar Pagi, membicarakan solusi terbaik untuk PKL dan pemerintah. Sementara itu. Camat Tambora Mursidin mengaku masih mencari solusi terbaik untuk PKL Pasar Pagi.

Mursidin mengatakan ada sekitar 194 PKL yang akan ditertibkan. Nantinya, PKL yang didominasi pedagang makanan dan mainan anak itu akan diberi lapak seluas 1,5 meter kali 2 meter di bawah jembatan layang Pasar Pagi.

Asalkan, lanjut Mursidin, para PKL harus menuruti beberapa permintaan yang ia ajukan, yakni PKL tidak memakan setengah dari bahu jalan, bersih dari parkir liar dan mau membuat auto debet. "Ini baru rencana saya, belum tahu ke depannya bagaimana," kata Mursidin.

Namun demikian Mursidin belum bisa memastikan kapan penertiban akan dilakukan. Hingga kini, pihaknya masih terus berkordinasi dengan Kecamatan Taman sari, Pemkot Jakarta Barat dan Pemrov DKI Jakarta. "Waktu pastinya masih belum tahu. Sejauh ini kami baru tahap kordinasi, ya secepatnya akan kami tertibkan," ucap Mursidin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com