Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Korban Begal di Pondok Aren Panik karena Anaknya Dikabarkan Meninggal

Kompas.com - 24/02/2015, 20:10 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Irma, ibunda dari korban begal di Pondok Aren, Wahyu Hidayat (21), mendapatkan kabar bahwa anaknya meninggal dunia setelah dirampok. Irma bersama suaminya, Tresno, langsung panik dan sempat pergi ke tempat kejadian yang keliru hingga harus berputar-putar dulu baru bisa menemui anak pertamanya.

"Ada yang telepon ke saya, bilangnya inalillahi, inalillahi. Saya sangat khawatir," kata Irma kepada Kompas.com, Selasa (24/2/2015).

Irma dan Tresno pertama kali dikabarkan bahwa Wahyu bersama teman perempuan yang diboncengi, Sri Astriani (19), menjadi korban begal di daerah Sektor 9 Perumahan Bintaro. Padahal, kejadiannya berada di Jalan Masjid Baiturohim, Kelurahan Pondok Karya, dekat dengan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Setelah mendapatkan informasi yang simpang siur, akhirnya Irma dan Tresno berhasil menemui Wahyu dan Sri yang sudah dibawa ke sebuah klinik untuk diobati.

Wahyu mendapatkan sabetan pedang dari salah satu pelaku di kaki sebelah kanan. Sedangkan Sri terluka di tangan sebelah kanannya karena menahan sabetan pedang. [Baca: Sebelum Dihakimi Massa, Begal Pondok Aren Sembunyi di Warteg]

Akibat serangan begal, Wahyu harus mendapat lima jahitan dan Sri mendapat tiga jahitan. Setelah dari klinik, mereka pun diantar ke Polsek Pondok Aren untuk dimintai keterangan terkait kejadian yang dialami.

Dari peristiwa tersebut, Irma jadi merasa lebih was-was jika anaknya berpergian menggunakan sepeda motor. Dia khawatir kalau pelaku lain yang belum tertangkap akan mencari Wahyu dan Sri lagi untuk membalas dendam.

Aksi begal yang dilakoni oleh empat orang pelaku ini terjadi di Jalan Masjid Baiturohim, sekitar pukul 2.00 WIB. Saat melintas di daerah Pondok Aren itu, Wahyu dan Sri sebelumnya memang merasa dibuntuti.

Tidak beberapa lama, para pelaku mendekati sepeda motor Honda Beat B 6878 WHO milik Wahyu dan berusaha memepetnya. Namun, Wahyu tetap berusaha menghindar, hingga pelaku mengeluarkan pedang dan berusaha untuk menyerang korban.

Saat itu, Wahyu dan Sri berteriak meminta pertolongan. Warga di sekitar yang mendengar teriakan itu mengejar para pelaku menggunakan sepeda motor. Dari kejar-kejaran tersebut, seorang pelaku berhasil dijatuhkan, sedangkan tiga pelaku lainnya melarikan diri.

"Salah satu pelaku terjatuh, tertangkap, lalu dihakimi massa hingga massa membakar pelaku sampai tewas," kata Kapolsek Pondok Aren Komisaris Polisi Bachtiar Alphonso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com