Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Dihakimi Massa, Begal Pondok Aren Sembunyi di Warteg

Kompas.com - 24/02/2015, 19:45 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Salah seorang begal di Pondok Aren, Tangerang Selatan, terjatuh dari sepeda motor dan ditinggal oleh tiga pelaku lainnya saat warga mengejar mereka, Selasa (24/2/2015) dini hari.

Pelaku yang tertinggal pun sempat berusaha melarikan diri dan bersembunyi di salah satu tempat di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

"Warga mengejar (pelaku). Terus pelakunya masuk ke warteg. Tetapi ketahuan, akhirnya dikepung," ujar Wahyu Hidayat (21), salah seorang korban begal kepada Kompas.com.

Wahyu mendapatkan informasi tersebut dari teman-temannya yang juga berada di dekat lokasi. [Baca: Warga Hakimi Begal, Bentuk Ketidakpercayaan kepada Polisi?]

Saat Wahyu berteriak meminta tolong, dia bersama seorang korban lain yakni teman perempuannya, Sri Astriani (19), langsung diamankan warga dan dibawa ke klinik sehingga tidak melihat langsung kejadian main hakim sendiri oleh warga.

Salah seorang warga yang melihat langsung peristiwa main hakim sendiri terhadap pelaku, Matalih (60), mengatakan warga yang mengejar sempat mengepung warteg beberapa saat dan akhirnya menyeret pelaku keluar. [Baca: Korban Begal di Pondok Ranji Mengaku Sudah Diincar Saat Masuk Gang]

Saat di luar warteg, kemarahan warga ditumpahkan pada pelaku yang diketahui seorang laki-laki itu. "Orang-orang mukul terus dilucuti semua (pakaian) si tukang begal itu. Pada ngebentak tanya dia dari mana, terus dijawab, dia ngaku-nya dari Lampung," kata Matalih.

Setelah itu, warga membakar pelaku. Matalih tidak menjelaskan lebih lanjut soal itu. Tetapi yang pasti, saat main hakim sendiri itu, kata dia, memang melibatkan hampir seluruh warga yang ada di sana. [Baca: Keberanian Wanita Muda Tahan Sabetan Pedang Komplotan Begal]

"Memang mereka (warga) kalau begadang ya kumpul di pos ronda sini. Makanya saya bilang terlalu berani si pelaku. Kalo massa mah kan sewot begini, sudah motornya mau diambil orangnya juga dilukain. Jadi geregetan," kata Matalih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com