Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sopir Taksi Itu Tewas Ditembak Perampok Belia

Kompas.com - 08/03/2015, 15:53 WIB
KOMPAS - Sebutir peluru bersarang di perut bagian kanan Acam Mulyadi (50) yang kesehariannya bekerja sebagai sopir taksi. "Panas... panas," katanya. Sang istri, Kartini (38), menangis histeris. "Tolong, dia kena tembak."

Abdul Kodir (40), kakak ipar Acam, bersama beberapa warga bergegas membawa Acam ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta Timur. Namun, dua jam berselang, nyawa Acam tidak tertolong. Dia lalu diotopsi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Acam tewas karena mencoba menghadang dua pemuda yang mencoba merampok sepeda motornya, Sabtu (7/3) pukul 03.30. Honda Beat berpelat nomor B 3112 KRM itu terparkir di ruang depan tempat tinggalnya di Jalan Bintara XI, RT 010 RW 002, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.

Dari pengakuan Abdul Kodir yang tinggal serumah bersama Acam dan Kartini, dua perampok itu berusia 18-20 tahun. Mereka bercelana panjang jeans dan memakai sepatu. Satu pelaku berjaket hitam dan lainnya berkaus kerah. Wajah mereka tertutup helm.

Peristiwa itu diawali saat Kartini terbangun ketika mendengar suara gaduh di ruang depan. Saat melongok dari jendela kamar, dia kaget karena sepeda motor Acam di ruangan itu lenyap.

Kartini lalu membangunkan sang suami. Acam berlari keluar rumah dan menghadang seorang pelaku yang sudah menunggu di atas sepeda motor Honda Beat putih berpelat nomor B 3992 FTQ. Kartini pun turut keluar rumah. "Maling... maling...," katanya.

Kepergok, pelaku berjaket hitam meninggalkan sepeda motor Acam di samping rumah. Pelaku lalu melangkah mendekati Acam, mengacungkan pistol, dan menembak perut korban tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Suara tembakan membangunkan Abdul Kodir yang kemudian berlari keluar rumah. Saat membuka pintu, Abdul gantian diacungi pistol dan terdengar tembakan. Namun, peluru itu meleset.

Pelaku berjaket hitam kemudian melarikan diri. Tak tinggal diam, Kodir mengambil batu bata dan melemparnya mengenai punggung pelaku yang masih di atas sepeda motor. Pemuda itu juga akhirnya berhasil kabur dengan meninggalkan Honda Beat yang dia tunggangi.

Kodir sempat mencoba berlari mengejar keduanya. Namun, lelaki berjaket hitam kembali melepaskan tembakan ke udara. Kodir pun mundur. Kedua pelaku lalu melarikan diri ke arah berlainan. Satu ke utara, satu ke arah barat.

Acam tewas meninggalkan istri dan ketiga anaknya, Apriani (14), Dedeh Dwi Safitri (12), dan Rafi Pratama (8). Mereka berlima tinggal bersama Kodir di rumah petak berdinding tripleks. Kartini mengaku, penembakan itu terjadi pada saat Acam hendak berangkat kerja menyopir taksi.

Kepala Kepolisian Resor Kota Bekasi Komisaris Besar Rudi Setiawan mengungkapkan, polisi masih menyelidiki kasus itu untuk mengetahui identitas dan keberadaan pelaku. Selain mengamankan sepeda motor korban dan pelaku, polisi juga mendapatkan helm pelaku yang dibuang di tengah jalan.

Mada (44), warga RT 010, mengakui, selain kasus Acam, sudah terjadi tiga pencurian di wilayah tersebut, yakni pencurian emas dan dua sepeda motor. "Belakangan daerah ini rawan, kita juga tidak tahu kenapa," ucapnya.

Ah, entah kapan aksi para begal ini berakhir. Entah kapan pula warga bisa aman di rumahnya sendiri. (HARRY SUSILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com