Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Mentang-mentang Kantor Polisi Terus Merasa Aman"

Kompas.com - 10/03/2015, 13:40 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Lembaga Pemasyarakatan menyarankan sistem tahanan di kepolisian harus mengikuti proses aturan di rumah tahanan. Menurut dia, aturan di rumah tahanan sudah cukup jelas dan tertata dengan baik.

"Tahanan polsek harus mengikuti proses atau aturan di rumah tahanan. Nah di rumah tahanan itu aturannya jelas sudah ada undang-undang. Nah polisi seharusnya mengikuti itu," kata Simon yang juga Kriminolog dari Universitas Indonesia, di Jakarta, Selasa (10/3/2015).

Seharusnya, kata Simon, polisi tidak boleh memberikan celah sedikit pun. Terlebih beranggapan bahwa kantor polisi itu sudah pasti aman.

"Jangan mentang-mentang kantor polisi terus merasa aman. Merasa enggak akan ada yang berani," kata Simon.

Simon menilai sekarang ini pelaku kejahatan sudah dapat memanfaatkan celah kejahatan dengan baik. Pelaku dapat memanfaatkan kelemahan dari korban.

"Sekarang ada perubahan, di mana pelaku kejahatan melihat situasi di mana ia dapat lolos, melarikan diri. Apalagi dengan sistem keamanan yang lemah," ucapnya.

Dia mengatakan, pelaku kejahatan sekarang dapat lebih pintar. Hal ini dilihat dari proses pembelajaran yang ia lakukan terhadap kejadian-kejadian sebelumnya. Termasuk dalam melakukan percobaan melarikan diri dari tempat penahanan.

"Tahanan tidak melakukan sendiri biasanya sudah ada diskusi atau pembicaraan mengenai lari dari tahanan," ucap Simon.

Untuk diketahui, lima tahanan Polisi Sektor Metro Jagakarsa, Jakarta Selatan, melarikan diri, Senin (9/3/2015) dini hari tadi. Diduga, para tahanan kabur dengan merusak teralis ventilasi di dalam ruang tahanan.

Lima tahanan yang melarikan diri terdiri dari dua tahanan kasus narkoba, dua tahanan kasus pencurian dengan kekerasan (curas), serta satu tahanan kasus penipuan. [Baca: Jebol Teralis, Lima Tahanan Polsektro Jagakarsa Melarikan Diri]


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com