Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokumen Menumpuk di Meja Ahok...

Kompas.com - 11/03/2015, 11:14 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama harus mempersiapkan energi lebih ketika kembali beraktivitas. Tiga hari tak masuk kerja ke Balai Kota karena sakit demam berdarah, sejumlah disposisi dan tanda tangan dokumen-dokumen sudah menunggunya.

Tidak masuk dua hari saja, dokumen-dokumen yang harus dibaca dan ditandatangani Basuki sudah mencapai sekitar 500 lebih dokumen.

Pantauan Kompas.com, seabrek-abrek dokumen itu disimpan di ruang Tata Usaha (TU) Gubernur. Terdapat empat tumpukan dokumen tebal yang harus dibaca, ditandatangani, serta didisposisi Basuki. Dokumen-dokumen itu berasal dari perseorangan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), lembaga, hingga satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Tumpukan pertama merupakan dokumen yang khusus berisi tentang permohonan bantuan. Tumpukan kedua berupa dokumen-dokumen berisi keluh kesah masyarakat, tumpukan ketiga berupa pengaduan masyarakat, dan tumpukan keempat merupakan dokumen tembusan kedinasan.

Salah seorang staf Sekretariat Gubernur, Maruhal, setiap harinya Basuki harus menandatangani sebanyak 200 dokumen.

"Selama Bapak enggak masuk, ada beberapa surat. Misalnya dari Kemendagri tentang penganggaran 2016 sama ada dari Kemenkeu juga. Paling banyak sih pengaduan warga, misalnya sengketa tanah atau yayasan minta bantuan," kata Maruhal, Rabu (11/3/2015).

Berbagai dokumen yang harus dibaca dan ditandatangani Basuki seperti warga yang mengadu Ketua RW ‎yang tidak pernah membayar gaji RT perumahan Green Garden, Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk.

Selain itu, ada pula yang memohon bantuan sebuah kegiatan. Seperti contohnya permohonan bantuan dana kegiatan ekspedisi gunung di Nepal yang membutuhkan dana hingga Rp 14 juta. Sebelum dibaca dan ditandatangani Basuki, seabrek dokumen itu harus disimpulkan terlebih dahulu oleh para staf TU Gubernur.

Khusus untuk warga maupun yayasan yang meminta bantuan dana untuk pembiayaan sekolah atau kesehatan, Basuki bakal menginstruksikan stafnya untuk memeriksa aduan ke lapangan. Jika aduan itu terbukti benar, maka Basuki akan langsung membantu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com