Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menebar Virus Rasa Bangga pada Bekasi

Kompas.com - 11/03/2015, 20:38 WIB

KOMPAS - ”Seburuk apa pun Bekasi di mata kalian, sekampung apa pun Bekasi di mata kalian, gue bakal tetep cinta sama tanah kelahiran gue. Dengan semua baik buruknya, dengan semua plus minusnya, gue bakal tetep cinta sama kota ini. Sampe mati.”

Itulah kutipan tulisan Vicky Novarro dalam blog pribadinya yang dibuat akhir Oktober 2014. Vicky agak gusar dengan animasi ekspresi atau meme yang belakangan mengolok-olok Bekasi dengan nada kurang elok.

”Saya sebagai orang Bekasi mulai gerah ketika banyak becandaan yang sudah keterlaluan,” kata Vicky.

Maraknya perundungan (bully) terhadap Bekasi di media sosial, seperti Facebook, Twitter, dan Path, dimulai pada pertengahan 2014. Ada yang membuat meme sesuai fakta, tetapi ada juga yang menganalogikan lewat sindiran yang berlebihan, bahkan cenderung nyinyir.

Salah satu meme yang berbasis fakta menggambarkan sebuah jalan rusak yang dilewati kendaraan dengan kata-kata: ”Kalau lu lagi jalan tiba-tiba jalanan rusak berarti lu udah masuk BEKASI”.

Namun, ada juga yang membuatnya berlebihan, seperti menunjukkan letak Bekasi di antara Matahari dan Bumi. Ada juga meme yang menyebut Bekasi merupakan planet lain sehingga peta Bekasi dijual terpisah dari Bumi. Selain itu, ada gambar astronot yang berada di Bulan tengah mendapati penunjuk jalan yang memperlihatkan letak Bekasi dan Bumi di arah yang berlainan.

Memantik emosi

Celetukan yang berlebihan itulah yang memantik emosi Vicky. ”Gue setuju waktu kalian bilang jalanan Bekasi rusak. Gue setuju waktu kalian bilang maen ke Bekasi paling ketemu macet, tapi gue sakit hati kalo ada yang bilang Bekasi tempat tinggal orang kampung,” sebut Vicky pada tulisannya yang berjudul ”Damn, I Love Bekasi” dalam blognya.

Tidak hanya Vicky yang terpanggil membela Kota Bekasi, tetapi juga warga lain yang aktif di media sosial. Di Twitter, misalnya, sejumlah akun berinisiatif membuat tagar #StopBullyBekasi, #SaveBekasi, #IniBekasiku, hingga #BekasiStrikeBack sebagai upaya membela Bekasi dari perundungan yang bertubi-tubi. Tagar ini seperti virus yang dengan cepat membangun solidaritas warga.

Dalam pembelaan itu, terdapat meme balasan, seperti kata-kata: ”Hallo Bos? Daerah lu banjir? Jakarta? Salam, warga Bekasi”, dengan gambar suasana hujan yang terlihat dari dalam mobil. Atau, ”Kalau Anda lagi jalan tiba-tiba melihat banyak cewek dan cowok cakep berarti Anda sudah memasuki Bekasi”.

”Waktu pertama kali lihat meme yang ngeledek, ketawa banget, tetapi lama-lama nyesek juga,” kata Reni Agustina (22), warga Jatiasih, Kota Bekasi.

Sebagai pengguna aktif di Twitter, Reni pada awalnya ikut menggulirkan meme negatif karena merasa sebagian olok-olok merupakan kondisi faktual di Bekasi. Namun, ketika meme itu sudah berlebihan, dia pun merasa gerah dan berbalik menebar virus rasa bangga pada Bekasi.

Selain Reni, sejumlah warga juga melempar cuitan pribadi yang menyatakan bangga terhadap Kota Bekasi. Seperti Jhonathan di akun @27JPS_ yang menulis: ”Bekasi gak ada di peta? Tapi Bekasi ada di hati gua Brayy...” atau cuitan akun @krisna_prasetyo ”Tuhh klo nggak ada Bekasi, Jakarta penuh sampah, penganggur makin banyak klo nggak ada Bekasi, so janganlah ejek Kota Bekasi”.

Momentum berbenah

Namun, ada warga yang menilai pelbagai sindiran tentang Bekasi sebagian adalah fakta yang sepatutnya menjadi perhatian pemerintah. Misalnya, jalan rusak, cuaca panas, macet, banjir, rawan kejahatan, dan minim ruang publik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com