Ardian (34), warga Bekasi Timur, misalnya, menilai, maraknya olok-olokan untuk Bekasi di media sosial seharusnya menjadi momentum bagi Pemerintah Kota Bekasi untuk membenahi diri. Terlebih, sebagian meme itu berangkat dari fakta seperti jalan rusak.
Peneliti tata ruang dari Institut Pertanian Bogor, Ernan Rustiandi, mengungkapkan, topografi Bekasi adalah dataran rendah, karena itu secara alami temperatur setempat lebih panas sehingga butuh banyak ruang terbuka hijau (RTH).
Namun, planolog dari Universitas Trisakti, Endrawati Fatimah, menyebutkan, Kota Bekasi hanya memiliki RTH seluas 3.056 hektar atau sekitar 14 persen dari luas kawasan sehingga jauh dari kondisi minimal ideal 30 persen.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menilai, salah satu hal yang dapat dibanggakan warga Bekasi terhadap kotanya adalah pembangunan fisik yang begitu pesat. Saat ini, Kota Bekasi memiliki stadion dengan total anggaran hingga Rp 500 miliar, mempunyai setidaknya 15 mal dan pusat perbelanjaan, serta rumah sakit umum daerah dengan bangunan delapan lantai.
Dengan segala kekurangannya, Bekasi masih menjadi magnet bagi 2,5 juta warga untuk menetap, dengan 60 persen di antaranya beraktivitas setiap hari di Jakarta.
Mereka yang bangga sudah menunjukkan rasa peduli untuk membela Kota Bekasi. Sekarang tinggal berkarya nyata sehingga tidak berhenti hanya pada kata-kata.... (Harry Susilo dan Ambrosius Harto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.