Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Tak Pernah Dirawat, Plafon SD Negeri di Bekasi Ambruk

Kompas.com - 12/03/2015, 06:11 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Kondisi SD Negeri 01 Sumurbatu yang berada di Kampung Cisalak, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi sangat memprihatinkan. Beberapa bagian plafon yang ada di kelas sudah jebol. Bahkan satu dari delapan kelas yang ada tidak bisa digunakan karena atapnya telah ambruk.

Pengamatan di lapangan, selain atapnya jebol, lapisan cat dinding sekolah sudah terkelupas. Bahkan tiang pondasi sebagai penopang bangunan telah miring. Hal ini membuat ratusan siswa yang belajar di lokasi itu menjadi ketakutan untuk mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Kepala SDN 01 Sumurbatu, Yudiyanto mengatakan, sejak dibangun tahun 1956, gedung sekolah tidak pernah diperbaiki oleh Pemerintah Kota Bekasi. Namun perbaikan dan perluasan bangunan malah dibantu oleh Pemprov DKI Jakarta.

"Dulunya gedung ini hanya ada satu bangunan dan bentuknya memanjang. Lalu pada tahun 2000 kami dapat bantuan dari DKI untuk membangun gedung baru dan perbaikan gedung lama," kata Yudiyanto saat ditemui di lokasi pada Rabu (11/3/2015) siang.

Meski telah diperbaiki, namun gedung sekolah tak pernah mendapat perawatan. Hingga akhirnya, kayu kanopi dimakan rayap dan mengakibatkan plafon di kelas IV ambruk pada Januari lalu. Beruntung, ambruknya plafon itu ketika KBM siswa Kelas IV telah dipindah ke ruang perpustakaan.

Yudiyanto terpaksa memindahkan KBM siswa kelas IV ke ruang perpustakaan, sebab untuk menghindari siswa terluka ketika plafon jebol. Kemudian untuk buku-buku di perpustakaan dipindahkan guru ke ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Sedangkan kegiatan UKS para siswa disatukan dengan gudang yang ada di sekolah.

"Kami terpaksa melakukan hal ini, karena kalau tidak siswa akan belajar di ruang mana lagi?" keluh Yudiyanto.

Yudiyanto mengungkapkan, kondisi seperti ini sangat menakutkan bagi para siswa. Bahkan masyarakat yang tinggal di sekitar sekolah, enggan mendaftarkan anaknya di sekolah itu. Mereka lebih memilih mendaftarkan anaknya ke sekolah lain. "Orangtua takut anaknya tertimpa atap kalau sekolah di sini, makanya mereka tidak mau mendaftarkan anaknya ke sekolah ini," jelas Yudiyanto.

Sementara itu, Apendi salah seorang guru mengungkapkan, pihaknya telah mengajukan proposal rencana perbaikan ke Dinas Pendidikan Kota Bekasi sejak tahun 2008. Namun sebanyak 7 proposal yang dilayangkan itu, tak pernah mendapat bukti nyata bahwa sekolah diperbaiki.

"Dari tahun 2008 saya mewakili sekolah mengikuti rapat Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) di tingkat kelurahan dan selalu dibahas untuk direnovasi. Tapi entah pembangunan belum kunjung direalisasi," kata Apendi.

Sebagai guru yang pernah mengenyam pendidikan di SDN 01, Apendi mengaku miris dengan kejadian seperti ini. Selain memindahkan KBM, Apendi juga telah memasang pagar darurat yang berada di dekat ruang komputer. Pagar berbahan bambu itu, untuk menghindari siswa melintas sebab bagian atasnya hampir ambruk.

Selain tak terawat, fasilitas di sekolah juga sangat tidak memadai. Bahkan tiga unit komputer dari bantuan perusahaan telah rusak sejak tiga tahun lalu. Menurut dia, selama ini perbaikan cenderung dilakukan oleh pihak lain, bukan dari Pemerintah Kota Bekasi.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Rudi Sabarudin mengakui, perbaikan SDN 01 Sumurbatu sudah beberapa kali diusulkan dan sudah dilimpahkan ke Dinas Pembangunan dan Permukiman (Disbangkim) Kota Bekasi.

Saat ditanya terkait besaran anggaran, Rudi tak menjawab. Namun ia mengalihkan agar menanyakan langsung ke Disbangkim. "Disbangkim yang menentukan, silakan konfirmasi ke sana," ujarnya singkat melalui pesan singkat.

Sementara itu, Kepala Dinas Bangunan dan Pemukiman (Disbangkim) Dadang Ginanjar menyampaikan di tahun 2015 ini ada 128 titik sarana pendidikan akan diperbaiki. Namun SD Negeri 01 Sumurbatu belum masuk pada anggaran perbaikan di tahun 2015. Alasannya, perbaikan itu masih dalam proses perencanaan yang matang. "Belum dianggarkan tahun ini, mungkin pada tahun 2016 baru akan masuk rencana anggarannya," ujar Dadang ketika dihubungi.

Menurut Dadang, permasalahan mendesak yang ada di SDN 01 Sumurbatu, Bantargebang sudah dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan. "SDN 01 Sumurbatu sudah jadi perhatian kami," kata Dadang.

Rencanannya, pihaknya akan membangun 8 Ruang Kelas Baru (RKB-) di SDN 01 Sumur Batu. Namun untuk anggarannya baru akan diketahui setelah dianggarkan pada 2016 mendatang.

SDN 01 Sumurbatu tercatat sejak 2008 mengajukan perbaikan pada dinas terkait. Namun sampai saat ini belum terlaksana. "Saya kira Pemkot Bekasi tetap akan memberikan perhatian termasuk untuk SDN 01 Sumur Batu, kalau terlewat dan belum tersentuh APBD akan dikawal hingga terlaksana, delapan RKB akan dibangun," ujar Dadang. (Fitriyandi Al Fajri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com