Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Hari Berturut-turut Palyja Tertibkan Sambungan Ilegal

Kompas.com - 13/03/2015, 15:01 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) tengah melakukan penertiban terhadap sambungan-sambungan ilegal di daerah sepanjang Kali Jodoh, Jakarta utara. Penertiban tersebut dilakukan untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan air bersih di Jakarta.

Kepala Divisi Corporate Communication dan Social Responsibility Palyja, Meyritha Maryanie, Jumat (13/3/2015), mengatakan bahwa penertiban sambungan ilegal harus dilakukan sebab mengganggu pasokan air bersih secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas kepada para pelanggan resmi Palyja.

"Penertiban ini kami lakukan sebagai upaya menurunkan tingkat kehilangan air atau non revenue water (NRW) yang berujung pada peningkatan layanan kepada pelanggan," kata Meyritha. 

Penertiban yang digelar empat hari berturut-turut tersebut dilaksanakan sejak Sabtu (7/3/2015) hingga Rabu (11/3/2015). Palyja menemukan puluhan titik sambungan ilegal dari pipa primer Palyja berukuran 500 mm.

"Sebanyak 10 titik sambungan ilegal itu mengalirkan air bersih Palyja tanpa melalui meter air resmi ke lebih dari 140 rumah. Semuanya berhasil kami putus. Jaringan pipa ilegal yang digunakan oleh para pencuri air itu juga sudah kami amankan," papar Meyritha.

Dia menambahkan, ada berbagai hambatan kerap dialami saat melakukan penertiban sambungan ilegal. Beberapa kendala itu mulai gangguan keamanan hingga gangguan teknis.

"Sulitnya medan yang dihadapi petugas Palyja untuk memutus dan memperbaiki pipa primer yang dibocorkan tersebut membuat kami harus menggunakan alat berat seperti Backhoe, karena pipa primer yang dibocorkan tersebut tertanam di bawah tanah sedalam dua meter dan berlokasi di bawah jembatan," ujar Meyritha.

"Tahun lalu kami telah berhasil menurunkan tingkat kehilangan air hingga 39,6 persen dari sebelumnya sekitar 60 persen di tahun 1998," tambahnya.

Baca: Akibat Pencurian, Kerugian Palyja Capai Rp 2 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com