Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evaluasi PT RS Haji Jakarta yang Dianggap Tidak Memberi Laba kepada DKI

Kompas.com - 19/03/2015, 09:04 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengevaluasi lima BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) yang dianggap tidak meningkatkan kontribusi PAD (Pendapatan Asli Daerah). Salah satunya adalah PT Rumah Sakit Haji Jakarta, Pondok Gede, Jakarta Timur.

Berdasarkan data dari Badan Pembinaan BUMD dan Penanaman Modal DKI yang diterima Kompas.com, Pemprov DKI merupakan pemegang saham mayoritas PT RS Haji Jakarta sebesar Rp 51.157.222.000 (51 persen). Kemudian saham juga dimiliki Kementerian Agama sebesar Rp 42.129.477.000 (42 persen), Koperasi Karyawan sebesar Rp 6.018.496.000 (6 persen), dan IPHI sebesar Rp 1.003.083.000 (1 persen).

PT ini sempat bermasalah lantaran Mahkamah Agung dalam putusannya memenangkan gugatan beberapa LSM yang mengakibatkan perselisihan Pemprov DKI dengan Kementerian Agama. Perkembangan terakhir, sesuai arahan Gubernur DKI Joko Widodo saat itu, kepemilikan saham Pemprov DKI akan dihibahkan kepada Kementerian Agama. Proses hibah masih menunggu persetujuan DPRD DKI.

Sesuai dengan imbauan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), BUMD DKI ini tidak mendapatkan PMP (Penyertaan Modal Pemerintah), bersama dengan empat BUMD DKI lainnya. Adapun empat BUMD lainnya yakni PD Dharma Jaya, PT Ratax Armada, PT Grahasahari Suryajaya, dan PT Cemani Toka.

PD Dharma Jaya dianggap telah mengalami penurunan kinerja selama lima tahun terakhir dan rendahnya daya saing. PD Dharma Jaya berstatus 100 persen milik Pemprov DKI, yang per 31 Desember 2014 memiliki ekuitas/modal sebesar Rp 48.326.819.000.

Upaya memperbaiki kinerjanya ditempuh dengan dilakukannya due diligent oleh BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) yang merekomendasikan restrukturisasi utang kepada Bank DKI. Selain itu, juga dilakukan optimalisasi pemanfaatan aset dan perbaikan manajemen dengan mengganti direksi oleh kalangan profesional. Perbaikan pun mulai terlihat dengan sudah mulai tertagihnya beberapa piutang dan adanya komitmen Bank DKI menjadwalkan pembayaran pinjaman PD Dharma Jaya.

BUMD kedua, yaitu PT Ratax Armada. Perusahaan ini merupakan PT patungan dengan modal dasar dan modal disetor sebesar Rp 5.500.000.000. Pemprov DKI memiliki Rp 1.540.000.000 atau saham sebesar 28 persen. Selebihnya, saham dimiliki oleh mitra swasta, yaitu PT Better Teknik Asia.

Penurunan kinerja PT Ratax disebabkan ketatnya persaingan taksi dengan perusahaan yang sudah mapan. Armada di Ratax juga butuh peremajaan dengan biaya yang besar. Untuk itu, Pemprov DKI telah menjual saham yang dimilikinya atau divestasi yang masih diproses sampai saat ini.

Berlanjut ke PT Grahasahari Suryajaya yang lima tahun terakhir rugi besar karena kalah bersaing dengan hotel-hotel budget di kawasan Mangga Dua dan Ancol. Pemilik saham PT ini adalah Pemprov DKI sebesar Rp 3.951.000.000 atau 8,08 persen, PT Bank BNI Tbk sebesar Rp 28.341.000.000 atau 57,99 persen, dan PT Bakti Citra Daya sebesar Rp 16.578.000.000 atau 33,92 persen. Karena tidak pernah membukukan laba dan cenderung rugi, Pemprov DKI menindaklanjuti dengan memproses penjualan sahan miliknya di PT patungan tersebut.

Perusahaan terakhir adalah PT Cemani Toka. Pemprov DKI memiliki saham dengan nominal Rp 27.059.360.000 (27,42 persen) disusul dengan saham milik T&K Toka Co., Ltd dari Jepang sebesar Rp 85.909.499.000 (72,58 persen). Produk utama PT ini adalah tinta untuk mencetak koran. Berbeda dengan empat perusahaan sebelumnya, PT Cemani Toka menunjukkan kinerja yang baik lima tahun terakhir ini. Laba bersih yang dibukukan pun sebesar Rp 24,6 miliar. Namun deviden baru dapat dibagikan pada tahun 2016 mendatang.

Lima BUMD tersebut tidak mendapatkan penambahan PMP (Penyertaan Modal Pemerintah) dalam APBD DKI tahun anggaran 2015. DKI hanya mengajukan PMP kepada dua BUMD DKI, yakni PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dan PT MRT Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com