"Listriknya kan masih mati di dalam, lagi pula masih kotor. Jadi, terpaksa bikin kantor darurat di sini," kata seorang karyawan yang tidak mau disebutkan namanya, kepada Kompas.com, Selasa (24/3/2015).
Pria itu menyebutkan, karyawan yang bekerja di kantor darurat hanya berasal dari manajemen gedung. Sementara itu, karyawan dari perusahaan-perusahaan tenant gedung memilih menyewa gedung lain untuk sementara.
"Manajemen kan harus jalan terus, jadinya bikin kantor di sini. Di sini, listriknya masih bisa," kata dia sambil menggunakan masker.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, karyawan-karyawan itu bekerja di depan sejumlah komputer yang berderet di area parkir di belakang gedung. Ada sekitar 10 komputer dengan kabel-kabel yang menjuntai dari meja. Di sudut kantor darurat itu terdapat juga sebuah dispenser bagi karyawan untuk minum.
Meskipun bekerja di kantor darurat, karyawan tampak serius bekerja dan seakan tidak terganggu dengan suara gaduh proses pembersihan material di sekitar gedung. Sesekali bunyi suara printer terdengar saat dipakai untuk mencetak dokumen.
Kebanyakan karyawan yang bekerja di kantor darurat itu memakai masker untuk melindungi mereka dari debu material yang masih bertebaran. Beberapa pekerja bangunan memang tengah membersihkan sisa-sisa material dan pecahan kaca dari sekitar gedung sehingga membuat debu kembali beterbangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.