"Mau cari siapa, Mas? Pak Alex Usman? Itu mejanya, sudah lama tidak masuk," tunjuk Koestillah, Kepala Seksi (Kasie) Sumber Daya Manusia (SDM) Sudin Pendidikan II kepada Kompas.com, Senin (30/3/2015) sore.
Meja kerja Alex Usman terlihat kosong. Ruang kerjanya yang disekat ukuran 3x3 meter persegi itu terdapat sebuah meja utama dengan tiga kursi. Satu kursi tempat duduk Alex, dua kursi lagi untuk tamu. Beberapa tumpukan koran, buku, LCD monitor dan keyboard, menghiasi meja kerja tersangka kasus pengadaan uninterrubtible power system (UPS) tersebut.
Ya, Senin kemarin, Bareskrim Polri menetapkan mantan Pejabat Pembuat Komitmen pengadaan UPS di Sudin Pendidikan Menengah (Dikmen) wilayah Jakarta Barat sebagai tersangka kasus pengadaan UPS. Selain dia, mantan PPK pengadaan UPS di Sudin Dikmen wilayah Pusat Zaenal Soleman juga ditetapkan sebagai tersangka kasus yang sama. Negara dirugikan hingga Rp 50 miliar atas pengadaan UPS di 49 sekolah senilai Rp 300 miliar tersebut.
Rupanya, kabar ditetapkannya Alex Usman menjadi tersangka baru sampai di telinga mereka. Mereka terlihat terkejut.
"Hah? Belum tahu (sudah tersangka). Kaget juga. Saya belum sempat ngikutin perkembangan berita. Enggak sempat. Sebelumnya sih ngikutin. Berhubung mobilitas banyak akhir-akhir ini, jadi tidak ngikutin perkembangan terakhir," ujar Koestillah.
Di kalangan staf dan PNS lainnya, Alex Usman dikenal ramah meski jarang berinteraksi dengan rekan kerjanya. Alex baru bertugas di Pemkot Jakarta Selatan sejak Januari 2015. Dia jarang terlihat sejak kasus pengadaan UPS mencuat dan ditangani Polda Metro Jaya, 6 Maret 2015 lalu.
"Terakhir saya sempat ngobrol secara personal soal banjir. Pernah juga soal pendataan jabatan fungsional umum dan teknis. Tapi sudah lama, saya tidak ingat juga," papar Koestillah yang ruangannya bersebelahan dengan ruang kerja Alex Usman.
Staf Sudin Pendidikan II lainnya, Lubis, mengaku jarang berbicara panjang dengan Alex meski kerap berpapasan. Mereka hanya saling menyapa sekadarnya.
"Mungkin karena beliau masih baru juga. Paling kalau ketemu say hello saja, enggak ngobrol," ujarnya.
Sebagai Kasie Sarpras Sudin Pendidikan II, Alex memiliki empat orang staf yang membantunya. Namun, saat didatangi ke ruangan tersebut, keempat staf tersebut tidak terlihat sama sekali.
"Biasanya sih ada, sepertinya sedang keluar," jawab sekuriti lantai 11, Ilham, saat ditanya keberadaan empat orang staf tersebut.
Staf Tata Usaha sekaligus Sekretaris Kepala Sudin (Kasudin), Sri, juga mengaku tidak terlalu mengenal Alex. Padahal, tugasnya menjadi perantara disposisi antara kasudin dengan kasie. Dia mengaku tidak pernah berkoordinasi dengan Alex selama bertugas di Sudin Pendidikan II Jaksel.
"Sejak ada rame itu (Alex mulai dilaporkan ke Polda), tidak pernah ada koordinasi. Aku lupa, Mas. Tidak berani jawab itu. Saya jarang kominikasi dengan Pak Alex, biasanya (Alex) komunikasi ke pimpinan langsung," paparnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.