Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Kondisi Pasar Blok G dan Blok F Tanah Abang

Kompas.com - 10/04/2015, 10:21 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Blok G Tanah Abang saat ini tengah mengalami pasang surut pembeli. Tak ayal ini jadi persoalan bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk menbenahinya.

Pemprov bersama PD Pasar Jaya berulang kali menyiasati guna Pasar Blok G Tanah Abang diminati pengunjung. Salah satunya dengan pembuatan jembatan penghubung ke blok lainnya. Namun, bagaimana sebenarnya persoalan Blok G dari mata pembeli dan penjual di Pasar Tanah Abang?

Tak perlu beranjak jauh ke Blok A dan B, Blok F yang letaknya berdekatan dengan Blok G selalu ramai pengunjung. Salah satu pedagang di Pasar Blok F Tanah Abang, Marcel (22) mengungkapkan tempat dagangannya ramai pembeli karena sudah ada langganan. Sehingga, ia tak merasa ketakutan tidak dikunjungi oleh pembeli.

"Toko saya udah ada langganan. Jadi enggak perlu takut," kata Marcel kepada Kompas.com, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (10/4/2015).

Omzet yang didapat Marcel per harinya bisa mencapai 20 juta. Itu pun, kata Marcel merupakan laba bersih. Selain sudah memiliki langganan, Marcel mengungkapkan di tempatnya, pembeli merasa nyaman. Sebab sudah terpasang pendingin ruangan.

Pembeli di pasar Blok F ini, Maryam (40), mengamini ucapan Marcel. Dia mengaku lebih nyaman belanja di Blok F. Selain tempat yang nyaman, Maryam sudah memiliki toko langganan. "Kalau udah langganan ya susah pindah juga ya," kata Maryam.

Pengunjung rela datang dari luar kota ke Pusat Grosir Tanah Abang karena harganya lebih murah. Namun, jika kenyataannya terbalik maka pembeli pun enggan mengunjungi.

Salah satu pengunjung Pasar Blok A, Lastri (45) mengatakan, dia rela datang jauh dari luar kota untuk membeli baju secara grosiran. Nantinya, baju-baju tersebut akan dijual kembali di daerah asalnya, Sleman, Jawa Tengah. "Kalau di sini udah tau harganya. Jadi belinya pun grosiran enak," kata Lastri.

Berbeda dengan Pasar Blok G, kata Marcel, beberapa toko banyak yang menjual eceran. Sehingga, pembeli dengan tipikal borongan enggan datang ke Blok G. "Mereka juga kebanyakan ambil dari Pasar Tanah Abang (Blok A dan B). Terus dijual lagi," kata Marcel.

Blok G juga kurang diminati karena lokasinya yang juga menjual dagangan lain selain tekstil. Misal, ada beberapa pedagang bahan pokok makanan, sehingga tak sedikit pembeli yang enggan datang ke Pasar Blok G. Kendati demikian, keberadaan toko sembako malah jadi primadona, berbeda dengan toko pakaian, jumlah pengunjung lebih banyak.

"Ini malah toko sembako yang banyak. Ke atas (toko pakaian) malah sepi," ungkap salah satu petugas keaman yang enggan disebutkan namanya.

Petugas ini mengakui, meskipun letaknya strategis, Pasar Blok G tak kunjung ramai. Malah kian hari tak tampak penambahan pengunjung. "Ibarat kata muka, ini paling depan nih. Ujung di sono (Blok A). Cuma liat aja masih sepi," kata petugas.

Dia juga mengungkapkan parkir kendaraann juga tidak memadai. Sehingga tak sedikit pengunjung enggan datang ke Blok G.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com