"Saya di sini jarang baca buku dan enggak perlu latihan otak, cuma perlu latihan otot, nyali, syaraf kaki. Saya tanya pasukan penyelamat, kira-kira kalau ada keributan, jemput saya berapa lama? Dijawabnya 10 menit. Ya sudah, saya tinggal latihan lari kencang 10 menit. Kemudian juga latihan gelantungan 1-2 menit di helikopter," kata Basuki saat menghadiri diskusi di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Minggu (12/4/2015).
Menurut Basuki, orang-orang pintar di Ibu Kota itu juga tidak jarang pintar menggelembungkan anggaran. Contohnya ketika Pemprov DKI mengusulkan pembangunan gelanggang olahraga (GOR) di Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Dinas Olahraga dan Pemuda DKI mengusulkan pembangunan itu dengan anggaran sekitar Rp 43 miliar.
Basuki mengaku bingung dengan besarnya anggaran tersebut. Kemudian, ia memanggil kontraktor yang mengerti seluk-beluk pembangunan sebuah gedung. Kata kontraktor itu, idealnya pembangunan GOR di kecamatan hanya memakan anggaran Rp 35 miliar.
"Kata dia, ini usulannya sudah untung besar sampai Rp 8 miliar. Ya sudah, saya staf-kan pejabat (Disorda yang mengusulkan anggaran) itu, padahal dia insinyur lho," kata Basuki.
Kemudian, Basuki juga memanggil seorang anak muda yang menggagas Liga Mahasiswa. Anak muda ini lulusan Amerika Serikat. Menurut dia, hanya dengan anggaran sebesar Rp 17 miliar, sebuah GOR sudah sesuai standar internasional.
Mendengar hal itu, lanjut Basuki, Pemprov DKI bisa membangun dua GOR dengan jumlah usulan SKPD, tetapi dengan harga sesuai perkiraan dari anak muda tersebut. Tak hanya membuat GOR, dengan efisiensi anggaran, DKI seharusnya bisa membangun GOR di tiap-tiap kampung.
"Sekarang ada enggak GOR di Jakarta yang kayak di luar negeri? Enggak ada," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.