Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinjau Blok G, Ahok Interogasi Dirut Pasar Jaya, Wali Kota Jakpus, dan Kasatpol PP

Kompas.com - 15/04/2015, 18:48 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sempat menginterogasi Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Jaya Djangga Lubis, Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede, serta Kepala Satpol PP DKI Jakarta Kukuh Hadi Santoso.

Kepada Mangara dan Kukuh, dia meminta jaminan untuk pembersihan kawasan Stasiun Tanah Abang dari pedagang kaki lima (PKL).

Sebab, Pemprov DKI akan membangun jembatan toko yang melintang di depan Stasiun Tanah Abang (Jalan Jatibaru) ke Blok G.

"Bapak kerjain dulu, suruh mereka (pedagang) bayar pajak juga. Bapak berani enggak? Kalau enggak, saya ganti Wali Kota-nya nih. Ini Pak Kukuh, Kepala Satpol PP, berani enggak sikat, beresin PKL di Jatibaru? Kalau enggak berani, ya ganti sama yang lain juga, gampang ini cari orang," kata pria yang biasa disapa Ahok itu saat meninjau Blok G, Tanah Abang, Jakarta, Rabu (15/4/2015). 

Djangga pun berceletuk. "Saya yakin Pak Wali Kota berani, Pak, karena dia anak turunan Medan. Ha-ha-ha," kata Djangga tertawa.

Kemudian, Mangara dan Kukuh terlihat mengangguk tanda menyanggupi permintaan Basuki. Berbeda dengan Mangara dan Kukuh, Basuki tampak lebih lama menginterogasi Djangga.

Salah satu alasannya turun meninjau Blok G adalah untuk mengetahui apakah ada "permainan" yang sengaja dilakukan PD Pasar Jaya dan mengakibatkan pasar menjadi sepi. 

Contohnya saat Djangga memaparkan masterplan kawasan Tanah Abang. Djangga memaparkan secara luas program apa saja yang akan dikembangkan oleh Pasar Jaya di Tanah Abang.

Namun, Basuki menyanggahnya. "Enggak usah bahas yang dulu-dulu lagi, yang sekarang saja. Penjelasan ini juga saya sudah tahu, sudah dengar sejak saya jadi Wagub dan masih ada Pak Jokowi jadi Gubernur," kata Basuki.

Mendengar itu, Djangga terlihat panik dan berkeringat. Kemudian, Djangga memaparkan rencana pembangunan jembatan di Pasar Blok G, Tanah Abang, mulai dari stasiun kereta api yang terhubung ke Pasar Blok G hingga jembatan dari Blok G ke Blok F, sampai Blok A dan B.

"Ini sambung semua, dari stasiun ada jembatan. Bisa saja kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), tetapi membangunnya harus lebar," kata Djangga. 

Lagi-lagi, Basuki mengambil alih mikrofon. Ia meminta para pedagang untuk tidak tergoda untuk menjual kios yang ada di Blok G. Apabila masih banyak laporan banyaknya kios yang dialih atau dijual ke pihak lain, Basuki tak segan akan memecat pengelola Pasar Blok G.

Sebab, kata dia, mereka juga akan menerima keuntungan di balik jual beli kios di Pasar Blok G. Nantinya, daftar nomor kios dan pedagang di Blok G akan tercantum di Jakarta Smart City sehingga akan ketahuan oknum mana saja yang menyewa atau memperjualbelikan kios.

"Pengelola pasar harus berani keluarkan (pedagang). Kalau Anda enggak berani, berarti Anda juga 'main'," kata Basuki. 

Terakhir, ia menyindir eskalator yang tidak pernah difungsikan. Tiga eskalator yang berada di Blok G hanya berfungsi ketika pejabat datang.

"Pak Djangga, ini eskalator bohong-bohongan. Kalau saya enggak datang, eskalatornya enggak jalan. Harus dijalankan setiap hari. Saya harap tahun ini desain jembatan Blok G ke Stasiun Tanah Abang bisa selesai. Kalau bisa dikerjakan sendiri saja, Pasar Jaya jangan lagi coba kerja sama dengan pengembang," ucap Basuki.

Sama seperti pejabat lain, Djangga hanya mengucap "siap" dan mengangguk menyanggupi permintaan Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dijanjikan Komisi dari 'Like' dan 'Subscribe' Youtube, Korban Ditipu Rp 800 Juta

Dijanjikan Komisi dari "Like" dan "Subscribe" Youtube, Korban Ditipu Rp 800 Juta

Megapolitan
Dua Penipu Modus 'Like' dan 'Subscribe Youtube Ditangkap, Dikendalikan WNI di Kamboja

Dua Penipu Modus "Like" dan "Subscribe Youtube Ditangkap, Dikendalikan WNI di Kamboja

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kehadiran Marshel di Pilkada Tangsel Dianggap Muluskan Kemenangan Benyamin Pilar | Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival

[POPULER JABODETABEK] Kehadiran Marshel di Pilkada Tangsel Dianggap Muluskan Kemenangan Benyamin Pilar | Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival

Megapolitan
WNI di Kamboja Jadi Dalang Penipuan 'Like' dan 'Subscribe' Youtube di Indonesia

WNI di Kamboja Jadi Dalang Penipuan "Like" dan "Subscribe" Youtube di Indonesia

Megapolitan
Penolakan Tapera Terus Menggema, Buruh dan Mahasiswa Kompak Gelar Unjuk Rasa

Penolakan Tapera Terus Menggema, Buruh dan Mahasiswa Kompak Gelar Unjuk Rasa

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 28 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 28 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rombongan Tiga Mobil Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok, Ini Alasannya

Rombongan Tiga Mobil Sempat Tak Bayar Makan di Resto Depok, Ini Alasannya

Megapolitan
Pemkot Jaksel Diminta Tindak Tegas Dua Restoran di Melawai yang Dianggap Sebabkan Kegaduhan

Pemkot Jaksel Diminta Tindak Tegas Dua Restoran di Melawai yang Dianggap Sebabkan Kegaduhan

Megapolitan
Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Sejumlah Jalan Jaksel Imbas Pembangunan Drainase

Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Sejumlah Jalan Jaksel Imbas Pembangunan Drainase

Megapolitan
Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar

Megapolitan
Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Senangnya Laim, Tak Perlu Lagi Timba Air 40 Liter di Sumur Tua Hutan Setiap Hari

Megapolitan
Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Kesaksian Jemaat soal Perselisihan Penggunaan Gereja di Cawang yang Berujung Bentrok

Megapolitan
Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Terkait PPDB di Jakarta, Disdik DKI Diminta Evaluasi Kuota dan Jangkauan Jalur Zonasi

Megapolitan
PPDB 'Online' Diklaim Efektif Cegah Adanya 'Siswa Titipan'

PPDB "Online" Diklaim Efektif Cegah Adanya "Siswa Titipan"

Megapolitan
Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Putusan Bawaslu: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Boleh Perbaiki Berkas Pencalonan Pilkada Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com