JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Negara Indonesia yang tinggal di Kamboja menjadi dalang penipuan subscribe dan like video di Youtube.
"Hasil penyelidikan, diduga D adalah otaknya. Tersangka D merupakan WNI yg tinggal di Kamboja," ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Ade Safri, kepada awak media pada Kamis (27/6/2024).
Dalam kasus ini, korban ditawarkan pekerjaan untuk like dan subscribe video serta akun di Youtube dengan bayaran Rp 31.000. Namun, korban harus memberi deposit dulu sebelum mengerjakan tugas itu. Kerugian korban dalam kasus ini mencapai Rp 806 juta.
Baca juga: Polisi Identifikasi Provokator Pembakar Panggung Konser Lentera Festival Tangerang
Terungkapnya sosok D bermula dari penangkapan dua kaki tangan D di Indonesia, yaitu EO (47) dan SM (29).
Mereka berdua ditangkap di Cengkareng, Jakarta Barat pada Selasa (25/6/2024).
Melalui EO dan SM, polisi akhirnya mendapatkan informasi terkait otak di balik penipuan yang mereka lakukan. Polisi menduga, ia adalah D, seorang WNI yang berdomisili di Kamboja dan merupakan kawan lama EO.
"Setelah dilakukan interogasi dan penggeledahan terhadap kedua tersangka didapatkan barang bukti berupa 2 (dua) unit handphone," ujar Ade dalam keterangannya.
Baca juga: Pemkot Jaksel Sidak Dua Restoran di Melawai yang Dikeluhkan Warga Sebabkan Parkir Liar
Melalui EO, D melancarkan aksinya. EO diberikan imbalan sejumlah uang oleh D untuk menyiapkan handphone baru dan beberapa rekening baru untuk dikirim ke Kamboja. EO mendapatkan imbalan sebesar Rp 1,5 juta untuk setiap rekening yang berhasil ia dapatkan.
Sementara SM ditugaskan oleh EO untuk mencari orang-orang yang bersedia memberikan data mereka untuk membuka nomor rekening yang baru. SM diberi imbalan sebesar Rp. 500.000 untuk setiap rekening yang berhasil ia buka.
EO dan SM akhirnya ditahan di Rutan Polda Metro Jaya untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut. Sementara itu, polisi akan segera memburu D atas kejahatan ini.
"Terkait otak dari rangkaian penipuan sedang didalami apakah Tersangka D atau ada keterlibatan pihak lainnya. D sedang kami cari," tambah Ade.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.