Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT MRT: Jalan-jalan 2-3 Jam di Mal Saja Kuat...

Kompas.com - 20/04/2015, 11:51 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta menyatakan tidak akan mengubah rancangan pembangunan stasiun yang ada saat ini. Khusus untuk stasiun yang melayani kawasan sekitar perempatan Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, stasiun akan tetap berada di depan Blok M Plaza dan di depan Masjid Al Azhar.

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Muhammad Nasyir mengatakan bahwa tidak mungkin untuk mengubah rancangan yang ada saat ini. Terlebih lagi, layanan MRT ditargetkan sudah harus beroperasi pada 2017, alias hanya tinggal tersisa dua tahun untuk menyelesaikan proyek yang menelan dana sekitar Rp 15 triliun itu.

"Mengubah segala sesuatu yang sudah direncanakan itu butuh proses karena akan memakan waktu dan biaya. Jadi, harus ada penyesuaian," kata Nasyir kepada Kompas.com, Senin (20/4/2015).

Sehubungan dengan adanya masukan dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) yang meminta lokasi stasiun MRT dipindah agar menyesuaikan dengan Selter Transjakarta Koridor 13, Nasyir menyatakan bahwa konsep integrasi antar-moda tidak harus dengan cara mendekatkan lokasi pemberhentian dari dua moda yang akan diintegrasikan.

"Orang suka berpikir integrasi antar-moda itu hanya perlu satu langkah nyampe. Tidak perlu capek-capek, nyampe. Kalau perlu tidak pindah bangunan, nyampe. Padahal, di luar negeri ada yang sampai berjalan satu kilometer, tidak masalah," ujar dia.

Nasyir menilai, faktor utama yang harus dibutuhkan untuk menyiasati jauhnya jarak yang harus dilakui para penumpang adalah dengan meningkatkan kenyamanan. Kenyamanan, ujar dia, tidak harus dengan cara mendekatkan. (Baca: MRT dan Transjakarta Ciledug-Tendean Enggak "Nyambung"?)

Nasyir mengambil analogi mengenai banyaknya orang yang tidak lelah saat berjalan-jalan mengelilingi pusat perbelanjaan. Ia menilai hal itu disebabkan nyamannya situasi dan kondisi yang ada di mal itu.

"Walaupun harus jalan 300 meter, kita bikin nyaman kan bisa. Jalan-jalan 2-3 jam di mal saja kuat. Kenapa? Karena nyaman. Bikin nyaman kan tidak harus dengan satu langkah nyampe," ucap Nasyir.

Sebelumnya, ITDP mempertanyakan tidak saling terintegrasinya stasiun MRT dan Selter Transjakarta Koridor 13 pada perencanaan kedua proyek itu. Hal itu terjadi di titik perempatan Jalan Trunojoyo, tak jauh dari Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, yang nantinya menjadi titik pertemuan antara dua moda transportasi tersebut. Direktur ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto menyayangkan apabila rencana yang ada saat ini tetap dipertahankan.

Jika ini terwujud, pengguna MRT yang akan direpotkan. Sebab, kata dia, perempatan Trunojoyo dan Blok M Plaza memiliki jarak sekitar 500-800 meter. Jarak itu, kata dia, akan menjadi suatu kegiatan yang melelahkan bagi warga pengguna yang hendak berpindah moda dari Koridor 13 ke MRT, maupun sebaliknya. Padahal, kata Yoga, aspek kenyamanan penumpang mutlak dibutuhkan dalam keberhasilan layanan transportasi umum. Sebab, bila penumpang dibuat tidak nyaman, layanan transportasi umum yang disediakan diragukan akan dapat menjaring banyak penumpang.

"Harus jalan kaki cukup jauh dari stasiun MRT di Blok M Plaza ke halte transjakarta yang ada di perempatan Trunojoyo. Bisa 500-800 meter. Kalau dari Al Azhar lebih jauh lagi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com