Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Diskusi, BEM FISIP UI Tolak Aturan Cara Berpakaian

Kompas.com - 18/05/2015, 18:04 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) menolak aturan berpakaian di lingkungan kampus. Imbauan aturan berpakaian tersebut dipasang lewat banner di FISIP UI, Senin (18/5/2015).

"Tentu enggak mau. Ini kampus mau ngapain? Apa urgensinya (aturan berpakaian)?," kata Ketua BEM FISIP UI Faris Muhammad Hanif kepada Kompas.com, Depok, Jawa Barat, Senin (18/5/2015).

Faris menyebut masih banyak hal yang perlu diatur oleh pihak Dekanat FISIP UI ketimbang harus mengatur soal aturan berpakaian. Dia pun tak menyangka akan adanya kebijakan tersebut. "Kita sendiri kaget dengar berita itu," kata Faris.

Ia menyebut seharusnya pihak Dekanat bisa berdiskusi dengan pihak BEM sebagai perwakilan mahasiswa. Sebab, mahasiswalah yang nanti terkena dampak dari kebijakan tersebut.

"Kalau enggak ada diskusi enggak ada hasil manfaatnya juga," kata mahasiswa Ilmu Komunikasi ini.

Faris menyebut diskusi tersebut bukan berbentuk sosialisasi, melainkan berupa dialog dua arah yang dapat menemukan titik temu. "Kita maunya dialog sehingga ketemu kesepakatan bersama. Kalau enggak ada kesepakatan, aturan kalian gak akan jalan. Karena kita gak akan naatin," ucap Faris.

Sebelumnya mahasiswa FISIP UI dihebohkan dengan aturan berpakaian yang diterapkan di lingkungan akademiknya, Senin (18/5). Hal itu dilihat munculnya contoh pakaian yang benar dan salah lewat banner yang di pasang di samping kantin FISIP UI. [Baca: "Banner" Imbauan Aturan Berpakaian di FISIP UI Dicabut, Mahasiswa Tepuk Tangan]

Sementara itu, Wakil Manajer Kemahasiswaan FISIP UI Yogo Tri Hendiarto menyebut banner imbauan tersebut miskomunikasi. Pihaknya menyebut telah menarik imbauan tersebut dan masih mengkaji terlebih dahulu soal peraturan tersebut. [Baca: Ini Klarifikasi Dekanat FISIP UI soal Imbauan Aturan Berpakaian di Kampus]

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Pilkada DKI Jalur Independen Sepi Peminat, Pakar Khawatir Fenomena Calon Tunggal

Pilkada DKI Jalur Independen Sepi Peminat, Pakar Khawatir Fenomena Calon Tunggal

Megapolitan
Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Megapolitan
Enam Parpol di Depok Sepakat Bentuk Koalisi Sama-Sama, Bakal Usung Sekda Supian Suri di Pilkada

Enam Parpol di Depok Sepakat Bentuk Koalisi Sama-Sama, Bakal Usung Sekda Supian Suri di Pilkada

Megapolitan
2 Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Tundukkan Kepala Saat Dihadirkan di Konferensi Pers

2 Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Tundukkan Kepala Saat Dihadirkan di Konferensi Pers

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com