Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 20/05/2015, 16:00 WIB
Penulis Jessi Carina
|
EditorDesy Afrianti
BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Bekasi telah mengambil sampel beras dari tujuh pasar induk tradisional yang ada di Kota Bekasi. Beras-beras yang diambil secara acak tersebut akan diuji di dua laboratorium sekaligus.

"Kita untuk swastanya ada Sucofindo yang akan menguji. Kemudian akan diuji juga oleh BPOM," ujar Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Kota Bekasi Herbert Panjaitan di Pasar Mutiara Gading Tinur, Rabu (20/5/2015).

Ketujuh pasar yang diambil sampel berasnya adalah Pasar Baru, Pasar Bantargebang, dua pasar di daerah Kranji, Pasar Bintara, Pasar Jatiasih, dan Pasar Jatisampurna.

Herbert mengatakan pegawai-pegawai Disperindagkop masih berkeliling untuk mengumpulkan beras-beras tersebut.

Herbert mengatakan hasil uji laboratorium yang dilakukan Sucofindo ditargetkan selesai dalam dua hingga tiga hari. Sementara hasil dari BPOM ditargetkan selesai satu hari.

Untuk diketahui, pedagang beras yang diduga menjual beras sintetis mengaku mendapat pasokan beras dari daerah Karawang.

Herbert mengatakan untuk saat ini instansinya belum berencana memeriksa sampai distributor. Sebab, dia masih menunggu hasil laboratorium terlebih dahulu.

"Kalau periksa ke Karawang saya kira tunggu hasil lab dulu. Kalau tidak terbukti (beras sintetis) ngapain ke sana," ujar Herbert.

Dia berharap hasil laboratorium temuan beras sintetis ini tidak terbukti. Sebab, keberadaannya dikhawatirkan akan semakin membuat resah masyarakat. Tidak hanya warga biasa, tetapi juga bagi penjual beras.

"Harapan kita sih enggak terbukti supaya masyarakat enggak khawatir. Penjual beras juga resah. Kalau harga mungkin masih stabil tapi kan peminatnya kurang. Bisa jadi di rumah mereka malah milih makan roti dulu," ujar Herbert.

Informasi mengenai beras sintetis mencuat setelah salah seorang penjual bubur di Bekasi, Dewi Septiani, mengaku membeli beras bersintetis. Dewi mengaku membeli enam liter beras yang diduga bercampur dengan beras plastik.

Beras tersebut dia beli di salah satu toko langganannya. Dewi memang biasa membeli beras dengan jenis yang sama di toko tersebut seharga Rp 8.000 per liter. Keanehan dari beras tersebut dia rasakan setelah mengolahnya menjadi bubur.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Sebelum Mengakhiri Hidup, Pria Ini Sering Ancam Bunuh Diri ke Kekasihnya

Sebelum Mengakhiri Hidup, Pria Ini Sering Ancam Bunuh Diri ke Kekasihnya

Megapolitan
CFD Setiap Jumat di Polda Metro Jaya Ditiadakan Selama Ramadhan

CFD Setiap Jumat di Polda Metro Jaya Ditiadakan Selama Ramadhan

Megapolitan
Pertanyakan Tuduhan Pelecehan, Kuasa Hukum D Sebut AG Sering Cari Perhatian dan Kirim Foto ke Kliennya

Pertanyakan Tuduhan Pelecehan, Kuasa Hukum D Sebut AG Sering Cari Perhatian dan Kirim Foto ke Kliennya

Megapolitan
Masih Ada 11 Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Dirawat di RS

Masih Ada 11 Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Dirawat di RS

Megapolitan
Membandingkan Harga Pangan di Tiga Pasar Tradisional Jakarta, Mana yang Termurah?

Membandingkan Harga Pangan di Tiga Pasar Tradisional Jakarta, Mana yang Termurah?

Megapolitan
Korban Jiwa Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Terus Bertambah, Kini Ada 33 Orang Meninggal Dunia

Korban Jiwa Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Terus Bertambah, Kini Ada 33 Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pria di Koja Tewas Gantung Diri karena Keinginannya Tak Dituruti Kekasih

Pria di Koja Tewas Gantung Diri karena Keinginannya Tak Dituruti Kekasih

Megapolitan
Korsleting AC lalu Meledak, Rumah Warga di Sawah Besar Kebakaran

Korsleting AC lalu Meledak, Rumah Warga di Sawah Besar Kebakaran

Megapolitan
Update Harga Bahan Pokok di Pasar Jakarta Barat Saat Ramadhan 2023

Update Harga Bahan Pokok di Pasar Jakarta Barat Saat Ramadhan 2023

Megapolitan
4 Halte Integrasi Transjakarta-LRT Resmi Dibuka untuk Uji Coba

4 Halte Integrasi Transjakarta-LRT Resmi Dibuka untuk Uji Coba

Megapolitan
Warga Pasar Rebo Temukan Ular Sanca Sepanjang 3 Meter di Kandang Ayam

Warga Pasar Rebo Temukan Ular Sanca Sepanjang 3 Meter di Kandang Ayam

Megapolitan
Seorang Pemalak Tewas Dibacok Korbannya di Jatipulo, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Pemalak Tewas Dibacok Korbannya di Jatipulo, 2 Pelaku Ditangkap

Megapolitan
Gudang Penyimpanan Goto Living di Karawaci Terbakar, Pemadaman Lebih dari 20 Jam dan Rugi Miliaran Rupiah

Gudang Penyimpanan Goto Living di Karawaci Terbakar, Pemadaman Lebih dari 20 Jam dan Rugi Miliaran Rupiah

Megapolitan
Seorang Pria di Palmerah Tewas Dibacok Saat Nonton Tawuran, Diduga Korban Salah Sasaran

Seorang Pria di Palmerah Tewas Dibacok Saat Nonton Tawuran, Diduga Korban Salah Sasaran

Megapolitan
Begini Serunya Jajan Takjil di Pasar Ramadhan Benhil Sambil Ditemani “Live Music”

Begini Serunya Jajan Takjil di Pasar Ramadhan Benhil Sambil Ditemani “Live Music”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke