Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tergiur Ponsel "High End" Rp 5 Juta, Linda Kaget Bagian Dalamnya Berkarat

Kompas.com - 26/05/2015, 10:56 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Linda sangat tertarik ketika seorang rekannya memberi informasi soal gadget baru yang harganya sangat miring. Gadget merek terkenal itu ditawarkan dengan selisih harga sekitar Rp 1,5 juta dari harga pasaran sekitar Rp 6,5 juta.

Linda awalnya sempat heran mendapati gadget baru yang lebih murah dari harga resmi. Karena sedang membutuhkan alat itu, dia akhirnya membelinya. Sebulan kemudian, Linda baru mengetahui bahwa komponen HP-nya sudah berkarat.

Sebelumnya, melalui temannya pula, Linda kemudian memesan satu gadget baru itu. Tak lama, si penjual menghubungi Linda untuk mengantarkan barang yang dipesan.

Meski mengaku memiliki toko ponsel di salah satu pusat penjualan handphone ternama di bilangan Jakarta Pusat, si penjual menawarkan jasa agar gadget dikirimkan ke alamat tempat tinggal Linda.

Akhirnya, setelah disetujui, seorang kurir tak lama kemudian datang ke apartemen Linda di kawasan Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Seingat Linda, saat mengantarkan gadget pesanannya itu, kurir yang mengaku sebagai karyawan toko ponsel itu menjamin bahwa gadget masih dalam kondisi baru. Hanya, masa garansi resmi sudah lewat.

"Dia menunjukkan gadget itu masih disegel dan memastikan bahwa kondisinya masih baru. Dia juga memberikan garansi toko selama dua minggu," ucap Linda kepada Warta Kota, baru-baru ini.

Meski sempat ragu, Linda akhirnya tetap membayar gadget pesanannya. Dia pikir, gadget baru dengan merek terkenal pasti akan bertahan lama.

Linda tidak menemukan masalah di gadget tersebut pada minggu-minggu pertama pemakaian. Semua fungsi dan fitur gadget berjalan normal.

Tak berfungsi

Sebulan kemudian, gadget Linda mulai menunjukkan masalah. Di antaranya, fitur kamera tidak bisa berfungsi, dan gadget sering mati sendiri ketika sedang digunakan. Linda sempat menelepon ke sebuah nomor yang disebut oleh kurir adalah nomor telepon bosnya.

Si pemilik toko justru menuduh Linda menggunakan gadget secara tidak benar. Ia menyarankan Linda membawa gadget itu ke tukang servis.

Linda terkejut ketika tukang servis mengatakan, gadget miliknya bukanlah gadget baru, dan banyak komponen yang sudah berkarat. Dia merasa tertipu dan menyesal tak mengikuti saran rekan-rekannya yang lain untuk tidak membeli gadget yang mencurigakan.

Sebelum memutuskan membeli gadget, rekan Linda sudah menyarankan agar dia membeli produk yang bergaransi resmi. Akan tetapi, Linda akhirnya tidak kuasa menahan keinginan untuk segera memiliki gadget berfitur canggih tersebut karena tergiur dengan penawaran harga murah.

Dia mengira gadget barunya itu sama dengan gadget kesayangannya, iPhone 5S, yang layarnya retak setelah jatuh di tempat parkir sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, awal Februari lalu. Dia sudah berusaha membawa gadget miliknya itu ke pusat servis.

"Jadinya sekitar dua bulan karena harus antre dan menunggu spare part," begitu informasi yang dia peroleh dari seorang customer service.

Ia memutuskan meninggalkan gadget-nya yang rusak karena waktu servis lama. Padahal, dia "tak bisa hidup" tanpa kehadiran gadget dalam kesehariannya.

Selain untuk kepentingan bekerja, gadget bagi Linda sudah menjadi teman ketika ia sedang tak punya aktivitas. "Bisa mati gaya kalau sehari saja tanpa gadget," tutur Linda yang berprofesi sebagai ahli make-up ini. (Feryanto Hadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku: Sudah Biasa Ribut Sambil Banting Barang

Kasus Suami Bakar Istri di Tangerang, Adik Pelaku: Sudah Biasa Ribut Sambil Banting Barang

Megapolitan
Berantas Judi 'Online', Pakar Hukum: Bandar dan Kaki Tangan yang Tertangkap Harus Dibawa ke Pengadilan

Berantas Judi "Online", Pakar Hukum: Bandar dan Kaki Tangan yang Tertangkap Harus Dibawa ke Pengadilan

Megapolitan
Monas Tutup Hari Ini, Petugas Masih Bersihkan Sampah Sisa Acara HUT Bhayangkara

Monas Tutup Hari Ini, Petugas Masih Bersihkan Sampah Sisa Acara HUT Bhayangkara

Megapolitan
Ada Penertiban Pengungsi WNA di Kuningan, Jalan Depan Kantor UNHCR Ditutup

Ada Penertiban Pengungsi WNA di Kuningan, Jalan Depan Kantor UNHCR Ditutup

Megapolitan
5 RT di Jakarta Timur Banjir usai Diguyur Hujan Semalam

5 RT di Jakarta Timur Banjir usai Diguyur Hujan Semalam

Megapolitan
Tipu 7 Calon Pengantin, Pemilik WO di Bogor Pakai Uang Klien untuk Jalan-jalan ke Bali

Tipu 7 Calon Pengantin, Pemilik WO di Bogor Pakai Uang Klien untuk Jalan-jalan ke Bali

Megapolitan
Atlet Senam Artistik di Depok Gagal Lolos PPDB karena Cabornya Tak Masuk Prioritas

Atlet Senam Artistik di Depok Gagal Lolos PPDB karena Cabornya Tak Masuk Prioritas

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Orangtua Minta Kasus Diusut Tuntas

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Orangtua Minta Kasus Diusut Tuntas

Megapolitan
Jebakan “Cinta” Napi dari Balik Jeruji terhadap Gadis SMP di Bandung

Jebakan “Cinta” Napi dari Balik Jeruji terhadap Gadis SMP di Bandung

Megapolitan
Besok Rabu, Ribuan Buruh Akan Demo di Depan Istana Negara Menyoal PHK Industri Tekstil

Besok Rabu, Ribuan Buruh Akan Demo di Depan Istana Negara Menyoal PHK Industri Tekstil

Megapolitan
Keluarga Sebut Kejaksaan Sudah Rekonstruksi Ulang Kasus Siswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Sebut Kejaksaan Sudah Rekonstruksi Ulang Kasus Siswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Nasib Tragis Anak Berkebutuhan Khusus di Depok, Nyawanya Melayang Usai Kejar Layang-layang...

Nasib Tragis Anak Berkebutuhan Khusus di Depok, Nyawanya Melayang Usai Kejar Layang-layang...

Megapolitan
Pemain Judi 'Online' di Jakarta Terbanyak Kedua, DPRD Nilai Pemprov DKI Lamban Bersikap

Pemain Judi "Online" di Jakarta Terbanyak Kedua, DPRD Nilai Pemprov DKI Lamban Bersikap

Megapolitan
Hari Ini, Pemprov Bakal Tertibkan Pengungsi WNA yang Pasang Tenda di Depan Kantor UNHCR

Hari Ini, Pemprov Bakal Tertibkan Pengungsi WNA yang Pasang Tenda di Depan Kantor UNHCR

Megapolitan
Gali Tutup Lubang, Pemilik WO Tipu 7 Calon Pengantin di Bogor

Gali Tutup Lubang, Pemilik WO Tipu 7 Calon Pengantin di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com