Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TM Diperiksa Tiga Jam dalam Kasus Prostitusi Kelas Atas

Kompas.com - 28/05/2015, 15:10 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi masih akan mengembangkan kesaksian yang didapat dari wanita berinisial TM untuk mengungkap kasus prostitusi kelas atas yang dijalankan pria berinisial RA sebagai mucikari. Sekitar tiga jam dihabiskan untuk mengorek informasi dari TM pada Selasa (26/5/2015) lalu.

Namun, polisi menyanggah pemeriksaan yang memakan waktu lama itu dikarenakan saksi tidak kooperatif. [Baca: Polisi Sebut TM Pernah Minta Pekerjaan dari Mucikari RA]

"Pemeriksaan dilakukan selama tiga jam. Untuk keterangan saksi masih kita dalami sampai saat ini, tetapi tidak ada kendala saat pemeriksaan," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Audie Latuheru di kantornya, Kamis (28/5/2015) siang.

Polisi masih berhati-hati dalam mengusut kasus yang melibatkan 200 nama wanita pekerja bisnis haram itu.

Bahkan nama-nama tersebut diduga merupakan sejumlah artis yang menjajakan tubuhnya dengan tarif puluhan juta rupiah. [Baca: Saksi Baru Kasus Prostitusi Artis, Wanita Inisial TM Diperiksa Polisi]

Audie enggan menyebutkan identitas singkat dari saksi berinisial TM yang baru saja diperiksa. Senada dengan Audie, Wakapolres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Surawan juga belum mau mengungkap identitas TM.

Surawan hanya tersenyum setiap pertanyaan itu dilontarkan kepadanya. "Saya kira masyarakat sudah tahu nama dan profesi saksi inisial TM, yang jelas dia memang sudah dikenal sebelumnya," kata Surawan.

Meski begitu, Surawan tidak menampik TM merupakan salah seorang yang bekerja dalam lingkar bisnis prostitusi RA. "Pengakuannya ya sekitar Rp 80 juta," ujar Surawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com