Kompas.com berusaha menelusuri ke beberapa tetangga terdekat keluarga P dan R. Salah satunya GS (27), yang rumahnya berbeda satu rumah. Posisi rumah GS strategis, yakni menghadap gang rumah korban.
Saat kejadian, GS mengaku sedang menjemur pakaian di halaman rumah. Pandangannya melihat langsung Gang Haji Ridi Sumaridi, Gang Masjid, ke arah Jalan Raden Fattah, ataupun ke arah gang kecil samping rumah GS.
Namun, pada saat kejadian, dia mengaku tidak melihat orang keluar dari gang tersebut. "Enggak ada sama sekali orang. Sepi banget," kata GR kepada Kompas.com, Senin (8/6/2015) kemarin.
GS mengatakan hanya mendengar suara minta tolong dari R. Ia bersama tetangga yang berada di depan rumahnya, S (32), langsung menghampiri R yang sudah bersimbah darah.
S yang rumahnya berada tepat di samping tembok rumah P dan R juga mengaku hanya mendengar suara teriakan minta tolong dari R. Saat itu, dia sedang berdiri tepat di perempatan depan gang rumah R.
Dengan posisi S saat itu, dia mengaku dapat melihat ke sekeliling jalan keluar dari rumah R. Namun, dia mengatakan, tidak melihat orang keluar gang. "Enggak ada suara motor ataupun orang berlari," kata S.
Namun, saat ini, polisi masih bergantung pada tiga saksi yang belum dimintai keterangan. Dua saksi merupakan orangtua P dan R, satu saksi lainnya, yakni R, masih kritis di RS Bhakti Asih.
Melihat peluang terkuaknya kasus, Yogo meminta polisi untuk mendalami keterangan dari orangtua. Sebab, selain kedua anak tersebut merupakan anak kandung, mereka juga tinggal satu atap dan mengetahui selak-beluk keluarga.
"Ada hubungan dengan orangtua korban ataupun dengan korban langsung," ucap Yogo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.