Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Minta Camat dan Lurah Pesisir Sediakan Pantai Terbuka untuk Kegiatan Warga

Kompas.com - 13/06/2015, 14:41 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap warga Jakarta kekurangan tempat berkumpul. Karena itu, ia mengharapkan camat dan lurah, khususnya di daerah pesisir, untuk menyediakan tempat terbuka di pantai.

"Masyarakat butuh tempat buat kumpul. Makanya saya bilang tanah siapa yang mau jual kita beli saja, kita bisa saja bikin pantai," kata Basuki yang akrap disapa Ahok saat meresmikan Festival Wisata Pesisir di Rumah Pitung, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (13/6/2015).

Menurut Ahok, Pantai Ancol dulunya dibangun untuk dijadikan sarana rekreasi warga. Namun, seiring pengelolaannya dipegang PT Pembangunan Jaya Ancol yang berstatus sebagai perusahaan terbuka (Tbk), warga kemudian harus membayar retribusi untuk menikmatinya.

Namun lahan pinggir pantai yang hendak direalisasikan Ahok adalah tempat berkumpul warga yang memiliki konsep seperti Lenggang Jakarta. Di sana para pedagang dilatih untuk menyajikan makanan sehat dan enak, disediakan tempat, diramaikan dengan acara-acara. Fungsi camat dan lurah dalam konsep itu adalah adalah sebagai manajer.

Jika dulu camat dan lurah mengurusi administrasi, setelah ada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Kantor Kelurahan dan Kecamatan, tugas camat dan lurah harusnya lebih ke manajerial wilayah. Menurut Ahok, pembuatan tempat untuk berkumpul warga yang diisi dengan berjualan dan musik, lebih baik daripada mengadakan acara festival singkat, tetapi tidak berkelanjutan.

Ia menyebut, acara seperti itu sebagai pemborosan anggaran Pemprov DKI.

Jika Pemprov DKI memiliki lahan sebagai tempat acara, setiap minggu warga bisa mengadakan acara di situ. Acara bisa diisi warga yang berjualan, anak muda bisa mengasah kreativitas karena telah disediakan panggung. "Saya yakin yang mau jualan pasti laku. Untuk biaya keamanan dan kebersihan dimintai saja. Kan sifatnya gotong royong, pasti mau bayar. Misalnya Rp 20 ribu per hari. Bisa saja. Enggak perlu mahal," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Polisi Kantongi Identitas 3 Jukir Liar yang Getok Tarif Parkir Bus Rp 300.000 di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Pedagang Perabot Dibunuh Anaknya, Pelaku Emosi karena Tidak Terima Dimarahi

Megapolitan
Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Pembunuh Pedagang Perabot Sempat Kembali ke Toko Usai Dengar Kabar Ayahnya Tewas

Megapolitan
KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

KPU DKI Bakal Coklit Data Pemilih Penghuni Apartemen untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembakaran 9 Rumah di Jalan Semeru Jakbar

Megapolitan
Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Pastikan Kesehatan Pantarlih Pilkada 2024, KPU DKI Kerja Sama dengan Dinas Kesehatan

Megapolitan
Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Usai Dilantik, Pantarlih Bakal Cek Kecocokan Data Pemilih dengan Dokumen Kependudukan

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Pedagang Perabot di Duren Sawit Sempat Melawan Saat Putrinya Hendak Membunuh, tapi Gagal

Megapolitan
Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Kesal karena Susah Temukan Alamat, Ojol Tendang Motor Seorang Wanita di Depok

Megapolitan
Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Pemeran Tuyul yang Dibakar Joki Tong Setan di Pasar Malam Jaktim Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Ayah Dibunuh Putri Kandung di Duren Sawit Jaktim, Jasadnya Ditemukan Karyawan Toko

Megapolitan
Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir 'Stunting' Meningkat

Kunjungan Warga ke Posyandu Berkurang, Wali Kota Depok Khawatir "Stunting" Meningkat

Megapolitan
Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Pengelola Istiqlal Imbau Pengunjung yang Pakai Bus Kirim Surat Agar Tak Kena Tarif Parkir Liar

Megapolitan
Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Jalan di Depan KPU Jakut Ditutup Imbas Rekapitulasi Ulang Pileg, Warga Keluhkan Tak Ada Sosialisasi

Megapolitan
Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Bus Pariwisata Digetok Rp 300.000 untuk Parkir di Depan Masjid Istiqlal, Polisi Selidiki

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com