Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Negatif MERS di Jakarta Utara Sudah Diizinkan Pulang

Kompas.com - 25/06/2015, 13:41 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — M (2), pasien yang dicurigai (suspect) Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV), telah diizinkan pulang. Hal itu dibenarkan oleh Direktur Utama RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS), Jakarta Utara, dr Fatmawati.

"Sudah pulang tadi malam. Pasiennya sudah sehat, jadi kita persilakan pulang," kata Fatmawati, Kamis (25/6/2015).

Fatmawati mengatakan, keinginan untuk pulang tersebut memang merupakan permintaan langsung dari keluarga pasien sehingga pihaknya tidak bisa melarang pasien untuk tetap dirawat.

Selain itu, menurut Fatmawati, pasien tersebut tidak perlu dipindahkan ke ruang biasa meski dirawat di ruang isolasi. "Enggak perlu dipindahkan ke ruang biasa. Itu juga permintaan dari keluarga," ujarnya.

Sementara itu, ibu pasien dan keluarga lainnya juga telah diperiksa terkait indikasi suspect MERS. [Baca: Dikira Terjangkit MERS, Ternyata Kena Campak]

Sebab, ibu pasien diketahui ikut mendampingi saat menjalanj perawatan di ruang isolasi, apalagi ibu pasien tidak mengenakan alat perlindungan diri (APD) lengkap.

"Untuk ibu pasien, tidak ada keluhan. Tidak ada potensi menular. Pasien sekeluarga sehat. Sudah diperiksa juga, hasilnya negatif," kata Fatmawati.

Untuk diketahui, M dirawat di ruang isolasi lantaran ditetapkan sebagai pasien suspect MERS sejak Senin (22/6/2015).

Dari hasil pemeriksaan laboratorium sebanyak tiga kali, M dipastikan negatif MERS. Namun, anak balita tersebut didiagnosis mengidap penyakit campak biasa.

Sebelumnya, M diajak keluarganya jalan-jalan ke Korea Selatan (Korsel) sejak tanggal 1-5 Juni 2015. Korsel merupakan salah satu dari 26 daerah yang diketahui sebagai endemik MERS.

Namun, sepulangnya dari Korsel, M mengalami demam tinggi hingga 38,9 derajat dan sakit tenggorokan.

Pihak keluarga sempat menginkubasi M selama 14 hari di rumahnya. Sebelum akhirnya M dibawa ke RSPI SS untuk ditindaklanjuti.

Secara global, hingga 20 Juni 2015, WHO melaporkan, tercatat 1334 kasus MERS-CoV, dengan 471 pasien di antaranya meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com