Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Istiqlal, Oase Syukur Kemerdekaan di Jantung Jakarta

Kompas.com - 30/06/2015, 04:17 WIB
Oleh HARRY SUSILO

Dibangun selama 17 tahun, Masjid Istiqlal menjadi salah satu bangunan monumental di Tanah Air dengan daya tampung hingga 200.000 jemaah. Menyempatkan diri beribadah ke Istiqlal bak meneguk oase kedamaian di tengah hiruk-pikuk Ibu Kota.

Istiqlal dalam bahasa Arab berarti "kemerdekaan". Sesuai dengan namanya, masjid terbesar se-Asia Tenggara ini dibangun sebagai wujud syukur kemerdekaan bangsa Indonesia. Tak heran jika kubah masjid dibuat dengan diameter 45 meter yang menunjukkan tahun kemerdekaan Indonesia.

"Tinggi tiang menara juga dibangun setinggi 17 meter yang menandakan tanggal kemerdekaan RI, 17 Agustus," kata Sekretaris Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) Subandi saat ditemui pada Jumat (26/6).

Menurut Subandi, Istiqlal dibangun dengan semangat nasionalisme yang terbuka terhadap kalangan manapun di Indonesia. Tokoh dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah bergantian mengisi ceramah di masjid ini.

Setiap tahun, Presiden Indonesia biasa menunaikan shalat Idul Fitri di masjid yang berdiri di atas lahan 9,32 hektar ini. Presiden Joko Widodo sendiri telah menunaikan shalat tarawih perdana bulan Ramadhan 2015 di Istiqlal. Dengan kata lain, masjid ini telah menjadi saksi bisu perjalanan sejarah bangsa, mulai dari presiden pertama hingga ketujuh.

Pada saat bulan Ramadhan tiba, masjid ini selalu dipenuhi umat Muslim yang datang dari berbagai pelosok negeri. Salah satunya Mardeli (71), warga Sukabumi, Jawa Barat, yang memilih untuk beritikaf selama Ramadhan di Istiqlal sejak 2006. "Setiap tahun, saya itikaf dan shalat Idul Fitri di sini," ujarnya.

Ia sudah menyiapkan perbekalan berupa makanan, pakaian, dan perlengkapan shalat dari seminggu sebelum Ramadhan. Ia sudah menganggap Masjid Istiqlal sebagai rumah keduanya. "Saya merasa nyaman dan khusyuk jika beribadah di sini. Sesama jemaah juga cepat akrab," ucap Mardeli.

Selain Mardeli, Jumat siang, selepas para jemaah melaksanakan shalat Jumat, ruang utama Masjid Istiqlal masih dipenuhi orang-orang yang melantunkan doa. Sebagian membaca Al Quran dan sebagian lagi berzikir sambil menggerak-gerakkan tasbih.

 Beberapa jemaah tampak menangis. Ada juga yang buru-buru mengusap air mata yang jatuh di pipinya lantas bersujud di lantai. Mereka takzim beribadah.

Pada Ramadhan kali ini pihak pengelola Masjid Istiqlal menyediakan hidangan berbuka puasa bagi 3.000 jemaah. Menjelang azan Maghrib yang menandakan waktu berbuka puasa, Istiqlal dipenuhi orang dari berbagai kalangan, mulai dari penjual kaki lima, tukang parkir, hingga pekerja Ibu Kota duduk.

Sayembara

Dengan arsitektur bercorak Islam modern, Masjid Istiqlal berdiri megah di tengah rimba beton Jakarta. Merujuk dari situs resmi Masjid Istiqlal, gagasan mendirikan masjid ini tercetus pada 1950. KH Wahid Hasyim yang saat itu menjabat Menteri Agama mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh Islam di Deca Park, sebuah gedung pertemuan di Jalan Merdeka Utara yang kini telah tergusur pembangunan Monumen Nasional.

Hasil pertemuan itu berlanjut dengan dibentuknya Yayasan Masjid Istiqlal pada 7 Desember 1954 yang dipimpin H Anwar Tjokroaminoto. Presiden pertama RI Soekarno menyambut baik ide tersebut dan kemudian membentuk Panitia Pembangunan Masjid Istiqlal (PPMI).

Setahun berselang, PPMI mengadakan sayembara desain maket Masjid Istiqlal dengan dewan juri yang diketuai langsung oleh Presiden Soekarno. Anggota dewan juri lain adalah Prof Ir Rooseno, Ir H Djuanda, Ir Suwardi, Hamka, Abubakar Aceh, dan Oemar Husein Amin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com