Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bang Yos Bilang Warga Jakarta 'Binatang Buas', Mungkin soal Perilakunya"

Kompas.com - 20/07/2015, 13:37 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, berpendapat bahwa Jakarta ibarat hutan belantara dan di dalamnya banyak binatang buas alias warga yang sulit diatur.

Dari sisi transportasi, Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Ellen Tangkudung menilai sifat buas yang dimaksud oleh pria yang akrab disapa Bang Yos itu lebih pada faktor perilaku masyarakat. [Baca: Sutiyoso: Jakarta Isinya "Binatang Buas" Semua, Gubernur Harus Lebih Buas]

"Kalau dibilang hutan, itu wild, buas. Secara perilaku, bisa. Secara permasalahan, bisa. Perilaku orang dalam berlalu lintas sudah tidak mau menaati peraturan-peraturan," kata Ellen kepada Kompas.com, Senin (20/7/2015).

Berkaca pada perilaku masyarakat, sampai saat ini, masih banyak yang menerobos jalur transjakarta meski sudah ada razia dan penilangan, bahkan kecelakaan akibat kendaraan selain bus tersebut yang sengaja masuk ke sana.

Ellen melihat, masyarakat seakan abai dengan semua peraturan yang telah dibuat dan dengan sadar melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut.

Selain perilaku pengguna jalan, sifat buas lainnya juga termasuk perilaku dari pengelola jasa transportasi, seperti Metromini dan Mikrolet.

Menurut Ellen, pelayanan buruk dari pengemudi metromini dan mikrolet yang memaksakan untuk tetap mengangkut penumpang merupakan salah satu permasalahan yang terjadi di "hutan" Jakarta.

"Angkutan reguler, seperti metromini dan mikrolet, kan dikelola dengan begitu-begitu saja. Tidak ada perubahan sama sekali," tutur Ellen.

Sesuai dengan kata-kata dari Sutiyoso, Ellen menganggap masalah transportasi di Jakarta tidak akan selesai dalam waktu singkat. Ibarat masuk ke hutan belantara, sulit untuk mencari jalan keluarnya.

Maka dari itu, dibutuhkan pemimpin yang bisa mengarahkan dan menyelesaikan semua permasalahan secara tegas.

Menurut Ellen, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama masih lebih fokus untuk mengurus masalah internal. Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta sendiri terbukti beberapa kali melakukan penyelewengan sehingga harus beberapa kali juga susunan pegawai dan pejabatnya dirombak.

"Etika dia yang baik adalah yang antikorupsi. APBD DKI yang besar bisa digunakan dengan benar. Untuk yang seperti itu, Ahok (sapaan Basuki) banyak tantangannya. Kalau lemah lembut, agak sulit. Masuk di sistem yang sudah seperti mafia harus keras," ujar Ellen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com