Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Dibunuh, Noerbaety Beberapa Kali Tegur Pelaku

Kompas.com - 21/07/2015, 16:36 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com — Deni (24), otak pelaku perampokan dan pembunuhan Noerbaety Rofiq (44), mengaku sering ditegur oleh Noerbaety. Sebab, kendaraan Deni kerap menghalangi pintu keluar rumah Noerbaety.

Dalam kesehariannya, Deni adalah pekerja bangunan. Pekerjaan terakhirnya adalah terlibat dalam pembangunan rumah yang letaknya tepat di sebelah rumah Noerbaety di Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat.

"Ada 3-4 kali (ditegur). Dia negur, 'Mas, jangan taruh motor di situ, saya susah keluar.' Terus saya pindahin. Pernah juga saya bawa mobil bangunan, parkirnya ngalangin rumah dia. Dia mau keluar berangkat kerja. Dia bilang, 'Mas, mobilnya pindahin, jangan ngalangin rumah saya. Saya mau keluar susah,'" ungkap Deni di Mapolres Kota Depok, Selasa (21/7/2015).

Meski kerap ditegur Noerbaety, Deni mengaku tidak pernah sakit hati terhadap perempuan yang berprofesi sebagai wartawati tersebut. Ia mengaku, motif utamanya merampok Noerbaety karena masalah ekonomi.

"Saya tidak ada rasa sakit hati. Cuma karena waktu itu udah mau Lebaran dan saya enggak punya uang, jadi saya kepikiran ngerampok," ujar Deni.

Noerbaety dibunuh di rumahnya pada 4 Juli 2015. Jenazahnya baru ditemukan pada Sabtu (18/7/2015) oleh keluarganya yang hendak mengajak ber-Lebaran.

Jenazahnya ditemukan dalam keadaan tertelungkup dan tangan terikat. Di tubuhnya ditemukan sembilan luka tusukan di perut dan dada, serta luka sayatan di leher.

Ada empat orang yang terlibat pembunuhan terhadap Noerbaety. Selain Deni, tiga pelaku lainnya adalah S (20), HU (20), dan DN (25). Saat ini, keempatnya telah ditangkap dan mendekam di ruang tahanan Mapolres Kota Depok.

Keempatnya terancam dijerat Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan dan 338 KUHP tentang Pembunuhan, dengan ancaman hukuman di atas 15 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com